Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warga Mentawai Bikin Rumah dari Terumbu Karang  

image-gnews
Pemandangan terumbu karang di perairan Pulau Kecil, Kepulauan Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah, Senin (5/9). Tempo/ Agung Pambudhy
Pemandangan terumbu karang di perairan Pulau Kecil, Kepulauan Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah, Senin (5/9). Tempo/ Agung Pambudhy
Iklan

TEMPO.CO, Mentawai - Warga Desa Peipei, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, memiliki cara unik untuk membangun rumah tembok. Mereka memanfaatkan terumbu karang sebagai bahan pengganti kerikil dan batu yang dicampur adonan semen.

Hal ini bisa dijumpai di depan rumah Jinten, salah seorang warga Mentawai, Selasa, 14 Oktober 2014. Puluhan terumbu karang yang besar dan bulat teronggok di sana. Terumbu karang yang biasa disebut karang otak itu berjenis Porites, Favia, dan Goniastrea. Di laut, terumbu karang ini berfungsi sebagai barisan penahan gempuran ombak dan melindungi pantai dari abrasi. (Baca juga: Sampah Ancam Terumbu Karang Wakatobi)

Tidak jauh dari depan rumah Jinten, teronggok karang jari berjenis Montipora, Pocillopora dan Acropora bercabang. Terumbu karang itu masih berwarna putih karena baru dibongkar beberapa hari lalu. Jinten membelinya Rp 125 ribu per meter kubik dari penggali terumbu karang yang mengambilnya dari Pulau Nyang-Nyang di depan Desa Peipei.

"Mau bagaimana lagi, di sini tidak ada batu. Dengan apa kami akan membangun rumah kalau ini dilarang," kata Jinten kepada Tempo, Selasa pekan lalu. Lelaki 50 tahun ini dan warga desa lain menggunakan terumbu karang lantaran tidak tersedia batu galian dan kerikil di Kepulauan Mentawai.

Untuk membangun rumah tembok, mereka harus mendatangkan batu dan kerikil dari Padang dengan kapal. Sesampainya di Mentawai, harga material itu menjadi Rp 400 ribu per meter kubik. "Itu sangat mahal," kata Jinten. Itu sebabnya warga setempat sejak dulu memilih menggunakan karang sebagai bahan membangun fondasi rumah atau rumah tembok.

Tidak hanya rumah, jalan cor buatan pemerintah di Desa Peipei juga dibuat dengan bahan baku terumbu karang. Pada jalan yang rusak terlihat potongan-potongan terumbu karang yang mencuat dari dalam. (Baca juga: Bom Ikan Rusak 75 Persen Terumbu Karang di Malang)

Samsuardi, peneliti terumbu karang dari Yayasan Minang Bahari, Padang, mengatakan kebiasaan warga memakai terumbu karang sebagai bahan bangunan telah mengubah bentang alam pulau. Sekitar 15 tahun lalu, saat meneliti karang di pulau-pulau kecil di depan Desa Peipei, perahu mereka tidak bisa merapat karena pantai dipenuhi karang.

"Tetapi sekarang, lihat saja, sudah ada dermaga dan sudah berpasir karena karangnya sudah habis diambil," kata Samsuardi, yang sedang melakukan penyelaman untuk memetakan dan meneliti potensi Pulau Karoniki di depan Desa Peipei.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang juga membikin miris adalah pinggiran pantai kini tampak terkikis abrasi. "Sekarang mereka mengambil karang dari pulau-pulau kecil di depannya, padahal kawasan ini termasuk daerah konservasi terumbu karang," ucap Samsuardi.

Ia mengatakan abrasi menjadi ancaman serius bagi Kepulauan Mentawai karena pengambilan karang untuk bahan bangunan terus berlangsung sejak dulu dan terjadi di seluruh kawasan pulau. Ini ironis, lantaran pemulihan terumbu karang memerlukan waktu lama.

Karang otak, misalnya, memerlukan waktu 25 tahun untuk mencapai diameter 50 sentimeter. Untuk berdiameter 30 sentimeter, karang itu memerlukan 15 tahun. "Pertumbuhannya hanya 2 sentimeter per tahun. Ini harus serius ditanggulangi," kata Samsuardi.

Untungnya, masih ada tutupan karang di sebagian wilayah Kepulauan Mentawai yang kondisinya cukup bagus dan rapat. Saat menyelam di depan Pulau Karoniki, misalnya, Samsuardi masih menjumpai banyak koloni karang, namun berukuran kecil. "Terumbu karang di Mentawai harus berjuang untuk tumbuh karena gelombangnya besar. Begitu tumbuh, mereka sudah dihajar gelombang dan patah, apalagi kalau terus diambil dengan linggis," katanya.

FEBRIANTI 

Berita Lainnya:
Band Arkarna Tiba di Jakarta untuk Selamati Jokowi
Pesan Yenny Wahid ke Jokowi: Istana Banyak Hantunya 
Siapa Lebih Banyak Punya Gelar, SBY atau Sukarno?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

1 hari lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

7 hari lalu

Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Umum (Bareskrim) Komisaris Besar Arie Ardian (dua dari kanan) menunjukkan barang bukti dari penangkapan 24 kilogram sabu dan ekstasi sebanyak 1.840 di Gedung Mabes Polri, Kamis, 18 April 2024. Pengungkapan dua kasus peredaran narkotika itu dilakukan sejak 22 Maret 2024 dan 4 April lalu. TEMPO/Ihsan Reliubun
Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

Peredaran sabu itu dilakukan lintas laut dari jaringan Malaysia-Aceh.


Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

19 hari lalu

Penjaga pantai membawa jenazah kecelakaan kapal migran yang mematikan di di pelabuhan Le Castella, Italia, 27 Februari 2023. Tim penyelamat mengatakan sebagian besar migran berasal dari Afghanistan, serta dari Iran, Somalia, Suriah, dan lainnya. REUTERS/Remo Casilli
Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam


18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

30 hari lalu

Militer Yordania menjatuhkan bantuan dari udara di Gaza, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah di selatan Jalur Gaza 26 Februari 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

Setidaknya 12 warga Palestina tenggelam setelah mereka berenang ke Laut Gaza saat mencoba mendapatkan bantuan yang diterjunkan dari udara


Bantuan Kemanusiaan yang Dikirim lewat Laut Tiba di Utara Gaza

37 hari lalu

Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di sebuah rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Jabalia di Jalur Gaza utara, 3 Januari 2024. Lebih dari 22.000 orang meninggal dalam aksi genosida Israel di Palestina sejak Oktober 2023. REUTERS/Emad Gabon
Bantuan Kemanusiaan yang Dikirim lewat Laut Tiba di Utara Gaza

World Central Kitchen mengkonfirmasi 200 ton bantuan kemanusiaan sudah tiba di utara Gaza pada Jumat, 15 Maret 2024.


KKP Umumkan Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut

41 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono ketika memaparkan mengenai aturan pengelolaan hasil sedimentasi di laut di Jakarta, beberapa waktu lalu. Saat ini, KKP mulai mengumumkan lokasi hasil sedimentasi di laut yang tersebar di tujuh lokasi Indonesia, yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha sesuai ketentuan yang berlaku.
KKP Umumkan Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengumumkan lokasi pembersihan hasil sedimentasi di laut.


Salurkan Bantuan ke Gaza, AS Hingga Qatar Sepakat Buka Pelabuhan Ashdod Israel

43 hari lalu

Para pengunjuk rasa memblokir bantuan kemanusiaan di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di pelabuhan Ashdod di Israel , 1 Februari 2024. REUTERS/Dylan Martinez
Salurkan Bantuan ke Gaza, AS Hingga Qatar Sepakat Buka Pelabuhan Ashdod Israel

Para menlu dari AS hingga Qatar sepakat membuka pelabuhan Ashdod, Israel, sebagai jalur pelengkap dalam menyalurkan bantuan ke Gaza


PBB Minta Dunia Fokus pada Distribusi Bantuan ke Gaza Lewat Jalur Darat

49 hari lalu

Paket jatuh ke arah Gaza, setelah dijatuhkan dari pesawat militer berbendera ekor Yordania, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas, seperti yang terlihat dari perbatasan Israel dengan Gaza di Israel selatan 7 Maret 2024. REUTERS/Amir Cohen
PBB Minta Dunia Fokus pada Distribusi Bantuan ke Gaza Lewat Jalur Darat

Juru bicara PBB mengatakan penyaluran bantuan ke Gaza melalui laut atau udara merupakan hal baik, namun menekankan perlunya fokus pada jalur darat.


Kiara dan Walhi Serukan Penghentian Eksploitasi Kawasan Pesisir dan Laut Jawa Timur

49 hari lalu

Gelombang pasang di pesisir selatan Lumajang, Jawa Timur, Minggu 30 Mei 2021. Gelombang pasang telah terjadi sejak pekan lalu membawa timbunan material pasir di muara sehingga aliran sungai terbendung dan airnya meluap ke daratan di Desa Buluhrejo, Kecamatan Tempursari. FOTO DOK RELAWAN BENCANA TEMPURSARI.
Kiara dan Walhi Serukan Penghentian Eksploitasi Kawasan Pesisir dan Laut Jawa Timur

Kiara dam Walhi menilai, pengesahan Perda RTRW Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2023 mengancam keberadaan kawasan laut di Jawa Timur.


Menteri KKP Minta Pengembangan Pariwisata Tidak Merusak Ekosistem Laut

50 hari lalu

Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi Penyu Aroen Meubanja di Panga, Kabupaten Aceh Jaya.
Menteri KKP Minta Pengembangan Pariwisata Tidak Merusak Ekosistem Laut

Menteri KKP menyoroti laut di Teluk Cenderawasih, habitat penyu hijau yang populasinya kini mengalami penurunan drastis.