TEMPO.CO, Jakarta - Dilantiknya Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia sepertinya merupakan harapan baru bagi Papua.
"Saya ingin memberikan perhatian khusus kepada Papua Barat," Kata Jokowi dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Fairfax Media. Beliau berencana akan mengatasi masalah ekonomi dan sosial di Papua Barat. (Baca:Jokowi-JK Sah Sebagai Presiden & Wakil Presiden)
"Setiap hari kelompok dari Papua datang ke sini dan menjelaskan tentang bagaimana masalah yang terjadi di sana. Mereka mengeluh tentang banyak hal. Sekarang saya tahu 100 persen apa masalah di Papua," ucap Jokowi.
Dilansir dari The Sydney Morning Herald pada 19 Oktober 2014, Jokowi akan fokus pada penyediaan layanan publik, seperti rumah sakit dan sekolah. Masalah tentang diskriminasi ekonomi akan menjadi fokus selanjutnya. (Baca:#Presiden Jokowi Jadi Peringat Satu Trending Topic)
Beberapa aktivis Papua menyambut baik kehadiran Jokowi sebagai bagian perbaikan sistem di Indonesia. Pendeta Socratez Yoman, Kepala Gereja Baptis di Papua, mengatakan bahwa Jokowi akan gagal, kecuali ia menyentuh politik di Papua.
"Masalah inti di Papua Barat adalah politik. Sebelum Anda berbicara ekonomi dan pembangunan, hal pertama yang harus dilakukan adalah dialog tentang sistem dan perdamaian," ucap Yoman.
Sedangkan untuk Australia, diharapkan negara ini berperan lebih kuat terhadap pelanggaran yang terjadi di Papua Barat dan perubahan demografis. (Baca:Pesan untuk Presiden Jokowi dari Aktivis HIV/AIDS)
Menurut Frederika Korain, salah satu aktivis perempuan di Papua Barat, sekelompok aktivis Papua telah menyarankan pemerintah Indonesia mengatur sebuah badan khusus di bawah presiden untuk mengatur tentang tiga hal penting: dialog politik, HAM, dan pembangunan.
INTAN MAHARANI | FAIRFAX MEDIA
Baca juga:
Prabowo Salami Mega, PDIP: Indonesia Punya Harapan
erima Uang Politik, Menteri Termuda Jepang Mundur
Lengser, SBY Terima Kasih Kepada Anaknya
Sebut Prabowo Sahabat,Jokowi Disambut Tepuk Tangan