TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah komet raksasa bernama C/2013 A1 Siding Spring mengitari Mars sejak akhir pekan lalu. Ternyata, pergerakan komet itu cukup mengancam kehadiran tiga satelit milik National Aeronautics and Space Administration atau NASA--Mars Odyssey, Mars Reconnaissance Orbiter, dan Mars Atmosphere and Volatile Evolution (Maven)--yang sedang melakukan misi di sana. Sebab, pelepasan debu komet dapat mengotori bagian satelit.
"Komet melesat dengan cepat melewati Mars. Kami memerintahkan pengorbit untuk menyembunyikan satelit di balik Mars. Komet ini berasal dari 80 ribu kilometer dari Mars. Untungnya upaya sembunyi di balik planet Mars ini cukup efektif, sehingga satelit masih dalam kondisi baik," kata NASA, seperti dilaporkan CNET, Senin, 20 Oktober 2014.
Satelit Odyssey langsung mengabadikan aktivitas komet dengan menggunakan teknologi Thermal Emission Imaging System. Gambar-gambar itu akan segera dikirim ke Bumi untuk diteliti.
Sementara itu, Mars Reconnaissance Orbiter, yang menghabiskan waktu setengah jam bersembunyi di balik Planet Merah, melakukan pengamatan terhadap komet secara saksama. Satelit seharga Rp 8,6 triliun ini mengamati apakah ekor komet berinteraksi dengan atmosfer Mars.
Adapun Maven, satelit yang baru tiba di Mars bulan lalu, melakukan misi mengupulkan data tentang komet. Para ilmuwan akan mempelajari komposisi gas dan debu yang dikeluarkan komet untuk penelitian selanjutnya. "Komet ini pertama kali tiba di tata surya kita di dekat matahari. Data komet bisa menjadi acuan dan bukti bahwa tata surya sudah ada sejak empat miliar tahun silam," kata NASA.
RINDU P. HESTYA | CNET
Berita Lain:
100 Tahun, Kutub Utara dan Selatan Bertukar Tempat
Jam Cerdas Microsoft Siap Tandingi Moto 360
Di Alor, Nelayan Tangkap Lobster Secara Ilegal