TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal Purnawirawan Abdullah Makhmud Hendropriyono merasa tak pantas jika namanya disebut masuk bursa menteri di pemerintahan Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla. Musababnya karena ia sudah berumur untuk jadi menteri.
"Masak umur 70 tahun begini jadi menteri, emang (Jokowi) mau?" kata Hendropriyono kepada wartawan di Markas Komando Pasukan Pengamanan Presiden, Tanah Abang, Jakarta, Rabu, 22 Oktober 2014. (Baca: Sebelum Umumkan Kabinet, Jokowi Tinjau KM Mabuhai)
Nama Hendropriyono sempat disebut masuk bursa menteri koordinator politik hukum dan keamanan. Hendro disebut bersaing dengan sesama purnawirawan jenderal, yakni Luhut Binsar Panjaitan, Ryamizard Ryacudu, dan Fachrul Razi. (Baca: Kaji Susunan Kabinet Jokowi, DPR Libatkan Ahli)
Kemarin, Hendropriyono menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka. Pertemuan berlangsung sekitar satu jam sejak pukul 15.15 WIB. Dalam pertemuan tersebut, menurut Hendropriyono, ia dan Jokowi hanya membahas masalah kesehatannya setelah menjalani operasi tulang belakang di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura. "Saya kan enggak sembuh-sembuh," ujar Hendropriyono seusai pertemuan. (Baca: Pengumuman Kabinet, Begini Bentuk Panggung Jokowi)
Menurut dia, Jokowi menawarkan bantuan ihwal kesehatannya. "Mau dibantu apa?" ujar Hendropriyono menirukan ucapan Jokowi. "Saya bilang, sementara saya berobat dan bertahan di Indonesia, kecuali kalau tak bisa lagi," tuturnya. Hendropriyono membantah jika pertemuannya dengan Jokowi berkaitan dengan masalah kabinet.
INDRA WIJAYA
Berita Terpopuler
Fahri Sebut Jokowi Presiden yang Tak Pandai Pidato
'Jokowi Enggak Pantas Jadi Presiden'
Ketemu Kalla, Prabowo Minta Maaf Soal Pilpres