TEMPO.CO, Palembang - Peneliti dari Balai Arkeologi Palembang, Retno Purwanti, menduga koin kuno seberat 25 kilogram yang ditemukan di Sungai Komering berasal dari abad ke-10. Retno mengatakan penemuan tersebut membuktikan tanah Komering merupakan jalur perdagangan penting bagi pendatang dari Tiongkok selain Kota Palembang dan Pasemah.
"Karena Komering daerah perdagangan yang ikut didatangi saudagar Cina," ujar Retno, Rabu, 22 Oktober 2014. (Baca juga: Arkeolog: Koin Kuno di Sungai Komering dari Abad X)
Pada Rabu, Jaringan Masyarakat Adat Komering (Jamak) Ogan Komering Ulu Timur melaporkan temuan ribuan koin di Sungai Komering kepada Balai Arkeologi Palembang. Ketua Jamak OKU Timur Leo Budi Rachmadi mengatakan ribuan keping koin yang beratnya mencapai 25 kilogram ditemukan penambang pasir di Sungai Komering sekitar pukul 12.00 WIB, Sabtu lalu.
Saat itu warga dikagetkan dengan suara tak lazim yang keluar dari penyedot pasir. Warga setempat makin takjub ketika mendapatkan uang receh berwarna hitam dan kekuning-kuningan.
Menurut Leo Budi, dahulu Sungai Komering merupakan jalur utama para saudagar dalam memperjualbelikan hasil bumi di Kota Palembang. Bahkan masa jaya Sungai Komering bertahan hingga akhir 1980-an. Awal 1990-an, Sungai Komering tidak dapat lagi dilintasi kapal dan rakit besar karena adanya proyek irigasi Komering. "Saya kecil dulu masih sempat melihat rakit hilir mudik di sana," kata Leo Budi.
Leo dapat memaklumi jika arkeolog menduga koin tersebut berasal dari saudagar Cina pada abad ke-10. Koin tersebut terkubur di dalam sungai bersama kotak ataupun kapal pembawa hasil bumi.
PARLIZA HENDRAWAN
Berita lain:
Ini Dia Calon Pembantu Presiden Jokowi
Ketemu Jokowi, Hendropriyono Curhat Soal Penyakit
Jokowi Umumkan Kabinet Siang atau Sore Ini