TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok punya pilihan sendiri soal calon wakil gubernur yang cocok mendampinginya bertugas. Ia beberapa kali menyebut nama calon yang diincarnya, yakni Sarwo Handayani dan Saifullah Djarot. (Berita lain: Cara Ahok Berantas Mafia Rusun)
Sarwo Handayani menjabat Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup sejak 2014. Sebelumnya, dari 2012, ia adalah Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. (Baca: Bulan Depan,Parkir di Sabang Pakai Kartu Eletronik)
Menurut Ahok, Yani adalah figur Wakil Gubernur DKI yang pas karena memiliki banyak pengalaman tentang perencanaan dan pembangunan daerah. Yani dinilai berhasil mengelola alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI. Ahok pernah mengatakan, bila wakilnya adalah Sarwo Handayani, program-program DKI akan ngebut.
Sementara itu, Saifullah Djarot adalah Ketua Bidang Organisasi Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan sejak 2010. Sebelumnya, dari 2000, ia adalah Wali Kota Blitar. (Berita lain: Soal Macet, Bekasi Klaim Masih Wajar, Kenapa?)
Saifullah dikenal sebagai figur yang tegas saat menjabat Wali Kota Blitar. Pria kelahiran 1955 itu pernah melarang pembangunan mal di Blitar dan menggantinya dengan program penataan 1.000 pedagang kaki lima di alun-alun.
Berikut profil kedua calon itu:
Sarwo Handayani
Lahir: Jakarta, 1 Oktober 1954.
Karier:
- Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI (2014-sekarang)
- Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (2012-2014)
- Asisten Pembangunan Pemprov DKI Jakarta (2008-2012
- Kepala Dinas Pertamanan (2004-2008)
- Komisaris Utama PT Pembangunan Jaya Ancol (2014-sekarang)
Pendidikan:
- Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung
- Magister Administrasi Universitas Indonesia
Djarot Saifullah
Lahir: Gorontalo, 30 Oktober 1955.
Karir:
- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur (1999-2000)
- Wali Kota Blitar (dua periode 2000-2010)
- Ketua Bidang Organisasi Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan (2010 - sekarang)
Pendidikan:
- S-1 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang (1986)
- S-2 Fakultas Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1991)
- University of Amsterdam (2002)
ISTMAN M.P.
Terpopuler:
Depok Jadi Kota Termacet, DPRD: Memang Layak
Polisi Tewas Ditabrak Kereta Punya Istri Hamil
Bogor Disebut Termacet, Bima Arya Protes
Wali Kota Bima Arya Janji Bereskan Kemacetan Bogor