TEMPO.CO, Virginia - Antares adalah tiga dari delapan roket misi hasil kerja sama antara National Aeronautics and Space Administration (NASA) dengan Orbital Science, perusahaan kargo swasta. Setelah Antares meledak kemarin, NASA dan Orbital Science akan tetap melakukan misi Antares selanjutnya tahun depan
"Peluncuran Antares berikutnya dijadwalkan pada April 2015," kata seorang sumber dari NASA kepada Reuters, Rabu, 29 Oktober 2014.
Sementara itu, pejabat mulai melakukan penyelidikan terkait dengan penyebab meledaknya Antares kemarin. Pihak Orbital juga akan melakukan evaluasi menyeluruh sebelum peluncuran Antares selanjutnya. (Baca: Roket NASA Meledak Sesaat Setelah Diluncurkan)
Pihak Orbital juga yakin kegagalan ini tidak akan menghentikan kerja sama dengan Alliant, perusahaan sumber energi. CEO Orbital David Thomson percaya Alliant akan terus melanjutkan kerja sama dengan kontrak senilai US$ 5 miliar (Rp 60 triliun).
"Tidak akan ketentuan khusus dalam perjanjian kerja sama ketika roket gagal meluncur. Sejauh yang saya tahu, kerja sama ini akan tetap berjalan," kata Thomson. (Baca: Penyelidikan Meledaknya Roket NASA Bisa Sebulan)
Antares diduga kelebihan beban saat membawa pesawat luar angkasa Cygnus milik Orbital bermuatan 2.293 kilogram. Cygnus terisi penuh dengan persediaan makanan dan peralatan penelitian meteor yang akan dikirim ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dari landasan peluncuran komersial Wallops Flight Facility di Virginia, Amerika Serikat.
RINDU P. HESTYA | REUTERS
Berita Lain:
Apa Penyebab Roket NASA Meledak?
Pameran Indocomtech 2014 Resmi Dibuka
Roket NASA Meledak Sesaat Setelah Diluncurkan