Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jenis Cedera yang Sering Dialami Pelari

Editor

Isma Savitri

image-gnews
Peserta lomba kelelahan usai menyelesaikan lari Marathon dalam acara
Peserta lomba kelelahan usai menyelesaikan lari Marathon dalam acara "Mandiri Jakarta Marathon 2014" di pelataran Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Minggu, 26 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Olahraga lari yang sedang digandrungi banyak orang tak lepas dari intaian cedera. Pelari pemula, misalnya, banyak yang merasakan nyeri di bagian telapak kaki, dari ujung jari hingga tumit. Sedangkan mereka yang sering melakukan lari cepat atau sprint, dokter spesialis kesehatan olahraga Hario Tilarso menjelaskan, biasanya merasakan sakit pada ujung telapak.

Adapun penggemar lari jarak jauh mengalami kesakitan yang umumnya melanda bagian tengah telapak hingga tumit. Namun, Hario melanjutkan, tipikal nyeri tersebut bisa berbeda, bergantung pada cara orang menapak. "Ada yang lebih banyak menggunakan tumitnya ketika berlari, sehingga dari sepatunya terlihat bagian belakang yang lebih cepat aus," katanya pekan lalu.

Trauma berulang di bagian telapak ini akan menimbulkan plantar fasciitis atau peradangan ligamen--jaringan ikat antartulang. Tandanya, kata pengajar di Ilmu Kedokteran Olahraga Universitas Indonesia ini, ketika bangun tidur terjadi kekakuan di bagian telapak. "Kalau jalan sepuluh langkah baru terasa, kemudian nyeri itu hilang lagi," kata Hario.

Naik dari pergelangan kaki, yaitu lutut. "Di sini terletak sendi yang paling rumit," kata Ketua Perhimpunan Pembina Kesehatan Olahraga Indonesia ini. Pada persendian yang merupakan titik temu antara paha dan betis ini terdapat bantalan yang berfungsi sebagai peredam. Ya, lutut mirip shockbreaker pada mobil. (Baca: Terbukti Olahraga Lebih Baik daripada Obat)

Bagian yang lentur ini akan menahan berat tubuh. Hario menjelaskan berlari itu sama saja memberi beban lutut dan engkel 5-8 kali berat badan. Jadi orang dengan tubuh seberat 80 kilogram, sekali dia menapakkan kaki ke bumi, dia menjatuhkan bobot hingga 400 kilogram untuk lututnya. Adapun untuk berjalan, hanya maksimal dua kali berat badan yang ditanggung lutut.

Nyeri di lokasi ini, menurut dokter spesialis kesehatan olahraga lainnya, Michael, biasanya muncul akibat kesalahan teknik berlari. Atau memang orang tersebut memiliki otot penopang yang lemah. Untuk orang seperti itu, ia menyarankan agar memakai alat bantu penahan maupun penyokong lutut. (Baca juga: 5 Manfaat Olahraga di Luar Ruangan)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cedera kedua yang sering ditemui adalah pada bagian betis dan paha. "Biasanya karena peregangan yang kurang baik," kata Michael. Akibatnya, ketika paha terus dipacu untuk berlari, ototnya akan tertarik. Timbullah dua penyebab nyeri, yaitu strain atau otot tertarik, dan sprain yang berupa robekan serat otot. Responsnya berupa bengkak dan keseleo di paha belakang.

Terakhir adalah cedera di bagian pinggang. Michael mengatakan cedera ini mudah dijumpai pada mereka yang punya masalah berat badan. Ia menganjurkan pelari obesitas untuk memulai dengan jarak dan waktu yang pendek, mengingat beban lutut yang harus menopang bobot tubuh. Kalau lutut tidak kuat, nyerinya bisa menjalar ke pinggang.

DIANING SARI

Terpopuler:
Koleksi Nakal Monstore Buka JFW 2015
Di JFW 2015, Desainer Jepang Bikin Baju Muslim
JFW 2015 Resmi Dibuka  
Griya PMI Solo Sembuhkan 50 Persen Pasien Gila
Perancang: Tren Baju Putih Bermakna Aman

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

11 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

12 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

12 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

13 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

13 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

13 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

17 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.