TEMPO.CO, London - Sebuah jamur ajaib dapat memberikan penggunanya pengalaman hiperaktif dengan membuat otak bekerja secara berlebihan. Jamur ini mengandung bahan psilocybin, bahan adiktif dalam obat-obatan psychedelic. Kandungan aktif tersebut benar-benar mengganggu jaringan komunikasi normal otak.
"Semua jaringan otak akan aktif bersama-sama," ujar Paul Expert, ahli fisika di King's College London, seperti dikutip Livescience, Senin, 3 November 2014.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal Journal of Royal Society Interface pada akhir Oktober 2014 ini bagian dari upaya memahami cara obat-obatan psychedelic bekerja. Harapannya, kata Expert, temuan ini dapat digunakan para psikiater untuk mengontrol pasien menggunakan obat-obatan terlarang jika dalam kondisi depresi.
Psilocybin, bahan adiktif dalam jamur ajaib, dikenal sebagai pemicu halusinasi. Zat ini dapat membuat warna tampak lebih jenuh dan menghilangkan batas-batas antarobyek pandangan. (Baca: Laboratorium BSL 3, Seperti Ini Pengamanannya)
Zat ini memiliki efek jangka panjang. Menurut Expert, banyak orang melaporkan pengalaman intens spiritual saat menggunakan obat psychedelic. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan seseorang dapat melakukan perjalanan transenden dan mengubah kepribadian seseorang dalam jangka panjang.
"Membuat orang lebih terbuka untuk pengalaman baru, lebih menghargai seni, dan dapat mengontrol emosi," tutur Expert. Orang-orang yang bereksperimen dengan psilocybin, kata dia, melaporkan pengalamannya yang paling mendalaman dalam hidup mereka.
Para ilmuwan memang telah lama mengetahui bahwa psilocybin mengikat reseptor di otak bernama serotonin, zat kimia di otak yang berperan dalam mengungkapkan suasana hati, nafsu makan, dan tidur. Namun psilocybin mengubah pola seluruh jaringan komunikasi otak menjadi tak jelas. Temuan ini mengungkap bahwa psilocybin mendorong otak manusia ke dalam keadaan bermimpi dan menurunkan aktivitas otak. (Baca: 6 Makanan Ini Sehatkan Otak di Pagi Hari)
Dalam studi, tim menggunakan functional magnetic resonance imaging untuk memindai aktivitas otak dari 15 relawan sehat. Para relawan tersebut diminta mengkonsumsi jamur ajaib yang mengandung psilocybin.
Kemudian, tim membandingkan aktivitas otak dari individu tersebut dengan orang yang tak mengkonsumsi jamur ajaib. Hasilnya, jamur secara dramatis mengubah jaringan otak peserta, karena psilocybin membuat jaringan otak yang biasanya tak berhubungan mengalami koneksi erat. Setelah efek obat itu mereda, aktivitas otak kembali normal.
Psilocybin yang terkandung dalam jamur ajaib dapat membuat keadaan otak mirip dengan sinestesia, keadaan ketika jaringan otak satu terhubung dengan lainnya. Orang dengan kondisi tersebut dapat melihat warna-warna tertentu ketika mendengarkan musik.
Temuan ini dapat membantu para ilmuwan mempelajari obat yang potensial menghilangkan depresi. Penelitian ini akhirnya bisa juga membantu menjawab pertanyaan besar tentang pikiran. "Seperti bagaimana orang membangun kesadaran diri," ujar Mitul Mehta, peneliti psychopharmacology di King's College London yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
AMRI MAHBUB
Berita Terpopuler:
Begini Pesan Jokowi pada Penghinanya
Hindari Politik Praktis, Slank Pamit ke Jokowi
Slank: Soal Menteri Susi, Lihat Hasilnya!