TEMPO.CO, Jakarta - Ibu penghina Jokowi, Mursyidah, mengatakan anaknya, Muhammad Arsyad, akan kembali ke rumah pada pukul 11.00 WIB, Senin, 3 November 2014. "Kata penyidik, Arsyad baru bisa pulang Senin (hari ini)," ujar Mursidah kepada Tempo di rumahnya di Gang Haji Jum, RT 09/01, Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Ahad, 2 November 2014. (Baca: Rumah Penghina Jokowi Penuh Spanduk)
Pembebasan itu, menurut Mursyidah, dilakukan berdasarkan surat penangguhan penahanan yang diajukan pada Kamis, 30 Oktober 2014. "Ada surat-surat yang harus diurus besok (Senin) pada jam kantor," kata Mursyidah. (Baca: Begini Pesan Jokowi pada Penghinanya)
Menurut Mursyidah, rencananya Arsyad diantar polisi langsung ke rumahnya di Jakarta Timur. "Kata pak polisi diantar sekitar jam 11 siang," ujarnya. Selain telah mengajukan penangguhan penahanan, Mursyidah yakin anaknya bakal pulang hari ini karena Presiden Joko Widodo sudah memaafkan. (Baca: Ibu Penghina Jokowi Datang ke Istana)
Arsyad ditahan di Bareskrim Mabes Polri sejak Kamis, 23 Oktober 2014. Dia disangka menyebarkan gambar parodi Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sedang beradegan asusila. Arsyad dijerat dengan UU Informasi dan Transaksi Elektronik serta UU Pornografi, dan terancam hukuman maksimal 12 tahun penjara. (Baca: Ekspresi Ibu Penghina Jokowi Usai Jenguk Anaknya)
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Ronnie F. Sompie mengatakan penyidik masih mempertimbangkan apakah permohonan penangguhan penahanan Arsyad bisa diberikan atau tidak.
"Hari Senin penyidik akan lakukan gelar perkara dulu," kata dia kepada Tempo, Ahad, 2 November 2014. Penyidik, kata dia, akan mengecek apakah penangguhan ini bakal mengganggu proses penyidikan atau tidak. (Baca: Penghina Presiden Ini Masih Ditahan Polisi)
INDRI MAULIDAR
Topik terhangat:
Penghinaan Presiden | Susi Pudjiastuti | Kabinet Jokowi | Pengganti Ahok
Berita terpopuler lainnya:
Kata Jokowi Soal Menteri Susi yang Nyentrik
Raden Nuh @TrioMacan2000 Bos Perusahaan Media
Yani: Muktamar PPP Kubu SDA Lebih Buruk daripada Romi
Menteri Energi: Petral Tak Harus Dibubarkan