TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhi Purdijatno membenarkan masuknya nama Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Sutiyoso sebagai salah satu calon Kepala Badan Intelijen Negara. Nama mantan Panglima Komando Daerah Militer Jaya ini kembali masuk setelah sempat hilang dari daftar pengganti Marciano Norman. (Baca: Kata Jokowi, Informasi BIN Sering Meleset)
"Ketika pertama, nama Sutiyoso memang keras sekali. Lalu tenggelam, dan kemarin muncul lagi," kata Tedjo di Istana Negara, Selasa, 5 November 2014.
Tedjo mengatakan semua nama calon Kepala BIN saat ini sudah ada di tangan Presiden Joko Widodo. Tinggal menunggu pertimbangan dan keputusan akhir. Tedjo tidak dapat memastikan jumlah kandidat pada pengujung seleksi ini.
"Semua timbul-tenggelam. Nama-nama yang lama sekarang tiba-tiba tenggelam, muncul nama baru lagi," kata Tedjo. (Baca: Komnas HAM: Jokowi Dikelilingi Terduga Pelanggar HAM)
Tedjo memaparkan sejumlah nama yang masih bertahan sebagai calon selain Sutiyoso adalah mantan Wakil Menteri Pertahanan Letnan Jenderal Purnawirawan Sjafrie Sjamsoeddin, mantan Wakil Ketua Komisi Pertahanan Mayor Jenderal Tubagus Hassanudin, dan bekas Wakil Kepala Badan Intelijen Negara As'ad Said Ali.
Menurut Tedjo, kriteria utama yang akan menyaring semua calon itu adalah track record. Selain itu, kemampuan calon untuk mengkoordinasi seluruh data intelijen di semua lembaga dan kementerian. Calon harus mampu merangkum dan menelaah data intelijen dari kepolisian, kejaksaan, dan TNI, yaitu Badan Intelijen Strategi.
"Data kemudian masuk ke BIN lalu diolah. Setelah A1, baru masuk ke Presiden. Jadi tak ada lagi simpang siur informasi," kata Tedjo. (Baca: Kontras Pertanyakan Komitmen Penegakan HAM Jokowi)
Soal keterikatan dengan partai politik, menurut Tedjo, tidak akan menjadi penghalang bagi setiap calon. Jokowi lebih meminta pertanggungjawaban dan kesediaan calon yang dipilih untuk menanggalkan semua atribut kelompok, termasuk partai politik.
"Seperti saya sudah lepas. Tak ada lagi kaitannya dengan partai atau ormas," kata Tedjo.
FRANSISCO ROSARIANS
Berita Terpopuler
Teman Jadi Menteri, Dhani Tetap Tak Suka Jokowi
Tjahjo Kumolo: Paling Enak Jadi Anggota DPR
Ini Tersangka Baru Kasus Korupsi Transjakarta
Hujan Deras, Longsor dan Banjir Menerjang Aceh