TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri-Sekretaris Negara Pratikno sempat "curhat" mengenai posisi barunya di Kabinet Kerja Presiden Jokowi saat menghadiri acara diskusi "Dukungan Lintas Sektor dalam Pengelolaan Pendidikan Tinggi pada Pemerintahan Baru" bareng puluhan akademikus Universitas Gadjah Mada pada Sabtu malam, 8 November 2014. (Baca: Tiba di Beijing, Jokowi Disambut Upacara Militer)
Pratikno menyatakan menangani seabrek pekerjaan di Kementerian-Sekretariat Negara bukan hal mudah. "Jadi menteri tidak enak, karena tanggung jawabnya besar. Yang enak adalah jadi temannya menteri," ujar Pratikno berkelakar saat berbicara dalam acara yang bertempat di Balairung, Gedung Pusat UGM, tersebut. (Baca: 30 Menteri Kumpul, Apa Saja yang Dibahas?)
Menurut Pratikno, informasi kepastian penunjukannya sebagai menteri datang mendadak, yakni sekitar tiga hari sebelum pengumuman kabinet. Menurut dia, menerima tawaran di posisi Mensesneg merupakan pilihan berat. "Kalau bisa, ganti posisi lain atau saya tetap jadi Rektor (UGM) saja," tuturnya. (Baca: Jokowi Sudah Teken Perpres Nomenklatur Kementerian)
Namun ternyata, tawaran yang datang kepada Pratikno hanya Mensesneg. Pilihan lain untuk menolak tawaran itu juga tidak ada. "Saya tak bisa pindah (posisi menteri) dan tak bisa keluar (dari kabinet), innalillahi. Ini amanat berat bagi saya, jadi bismillah saja. Itulah nasib," katanya.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Baca berita lainnya:
Nurul Arifin: Muntah Lihat Menteri Jokowi Blusukan
Dukung Menteri Blusukan, Tweeps Bully Nurul Arifin
PPP Pecat Lulung, Kubu Prabowo Bersatu Jegal Ahok
Nurul Arifin Menyesal Tak Sebar Duit Saat Pemilu
Setelah Lulung Dipecat, Penggantinya Dukung Ahok