TEMPO.CO, Jakarta - Passport kini menjadi andalan BlackBerry untuk bersaing dengan merek global lain, seperti Samsung, iPhone, dan LG. Tidak hanya fitur anyar, perusahaan asal Kanada ini tetap mengusung ciri khas papan ketik Qwerty. Papan ketik dipertahankan dengan alasan fungsinya yang masih dibutuhkan oleh kalangan profesional. (Baca: Blackberry Passport Diklaim Cocok untuk Jurnalis)
"Ini memang ditargetkan untuk menunjang pekerjaan, khususnya BlackBerry People," kata Senior Product Manager BlackBerry Asia Tenggara Ardo Fadhola di Jakarta, Selasa lalu. BlackBerry People adalah sebutan untuk pengguna loyal produk ini.
Sesuai dengan namanya, Passport menawarkan penampilan yang ukurannya serupa paspor, yakni 4,5 inci dengan rasio 1 : 1. Layarnya ditunjang oleh Corning Gorilla Glass 3 dengan resolusi 1.440 x 1.440 piksel yang kerapatannya 453 piksel per inci. Prosesornya menggunakan Snapdragon quad-core 2,2 gigahertz dengan RAM 3 gigabita.
Dibandingkan dengan seri premium BlackBerry lainnya, spesifikasi Passport merupakan yang tertinggi, dengan harga Rp 9,59 juta. Ia juga jauh lebih tinggi dibanding seri Z30 yang resolusi layarnya 1.280 x 720 piksel. Layar ponsel tersebut berukuran 5 inci. Z30 sebelumnya menjadi produk andalan BlackBerry di seri premium.
Produk ini dibekali oleh prosesor quad-core 1,7 gigahertz dengan RAM 2 gigabita. Ponsel yang meluncur pada November 2013 tersebut dibanderol Rp 7,9 juta.
Seri premium lainnya adalah Z10, yang memiliki ukuran layar 4,1 inci dengan resolusi 768 x 1.280 piksel. Seperti pada Z30, aksesnya berformat layar sentuh. Saat pertama kali diluncurkan pada awal 2013, harganya Rp 7 juta, tapi kini anjlok.
Ada juga seri Q10. Layar ponsel seri tersebut terbilang mini untuk ukuran ponsel pintar, yakni 3,1 inci. Meskipun demikian, untuk pengguna yang masih setia dengan seri lama, produk ini dapat mewakili.
Resolusi layar Q10 jauh lebih rendah dibanding Passport, yakni 720 x 720 inci. Saat pertama kali diluncurkan di Indonesia, pertengahan 2013, satu unitnya dibanderol Rp 7,499 juta.
Baik Q10 maupun Z10 sama-sama dibekali oleh prosesor Snapdragon 1,3 gigahertz dengan RAM 1,5 gigahertz.
Adapun BlackBerry menyatakan optimismenya terhadap pasar Indonesia, sekalipun pangsa pasarnya kian anjlok di seluruh dunia. "Kami masih punya ruang di pasar, yang sudah diisi oleh BlackBerry OS lama," kata Ardo. Simak berita tekno lainnya di sini.
SATWIKA MOVEMENTI
Berita lain
Skype Bakal Gantikan Lync di Office 365
Robot Ini Sukses Mendarat di Komet
Blackberry Passport Diklaim Cocok untuk Jurnalis
Siap-siap, Path Buka Kantor di Indonesia Awal 2015
Pengguna Path di RI Paling Gemar Unggah Meme