TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri punya perhitungan sendiri mengenai kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Ekonom Universitas Indonesia ini menyarankan rentang nilai kenaikan harga yang bisa diambil oleh pemerintah.
Menurut Faisal, pemerintah bisa menaikkan harga BBM dari Rp 1.000-2.500 per liter. "Jika pemerintah berlaku konservatif, bisa menaikkan harga Rp 1.500 per liter," katanya di Hotel Le Meridien, Jakarta, Senin, 17 November 2014. (Baca: Faisal Basri Sarankan Harga BBM Naik Bulan Ini.)
Faisal mengatakan, jika pemerintah menaikkan harga sebesar Rp 1.500 per liter, dana subsidi yang diberikan pada 2015 mencapai Rp 75 triliun. Kenaikan harga tertinggi, Rp 2.500 per liter, bisa diberlakukan untuk BBM bersubsidi jenis Premium. Sedangkan kenaikan harga solar disarankan sebesar Rp 1.000 per liter.
Saat ini, kata Faisal, adalah momen yang tepat untuk menaikkan harga BBM. Sebab, harga minyak dunia sedang turun dan harga beberapa barang konsumsi di dalam negeri relatif rendah. Dia menghitung, dengan asumsi harga minyak mentah jenis Texas Light Crude dan Brent yang berada pada level US$ 75-79 per barel, pemerintah bisa menaikkan harga BBM Rp 1.500 per liter. (Baca juga: Pimpin Tim Anti-Mafia Migas, Ini Kata Faisal Basri.)
Karena itu, Faisal menyarankan pemerintah menaikkan harga BBM pada November 2014. Dengan demikian, kenaikan inflasi bisa ditekan ke titik terendah. "Karena harga gandum, gula, kedelai, dan jagung turun, dampak inflasinya tidak akan terlalu besar."
GANGSAR PARIKESIT
Berita Terpopuler
Faisal Basri Jadi Ketua Tim Pembasmi Mafia Migas
SBY Minta Kader Demokrat Loyal ke Jokowi
Kata Romo Benny Soal Muslim AS yang Salat di Katedral