TEMPO.CO, Jakarta - Rencana Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menggelar tes narkoba terhadap dosen di seluruh Indonesia terbentur masalah anggaran. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan hingga saat ini rencana itu masih dibahas kementeriannya.
"Rencananya memang tes narkoba itu dilakukan secara berkala, namun kami terkendala anggaran," kata Nasir saat dihubungi, Selasa, 18 November 2014. Nasir beralasan, tes narkoba terhadap seluruh dosen membutuhkan anggaran yang besar.
Menurut Nasir, tes narkoba secara berkala nanti tak hanya ditujukan kepada dosen, melainkan juga seluruh mahasiswa. Tujuannya adalah membendung peredaran narkoba ke kampus. (Baca: Kepala BNN: Peredaran Narkoba di Kampus Gawat)
Nasir mengatakan sebenarnya tes narkoba terhadap para dosen sudah dilakukan saat mereka mendaftar sebagai calon pegawai negeri sipil. Namun sejak muncul kasus yang menjerat Wakil Rektor III Universitas Hassanudin, Profesor Musakkir, dia menilai tes narkoba rutin perlu dilakukan. "Supaya tidak terjerat saat di tengah jalan, seperti kasus yang menjerat pimpinan Unhas beberapa waktu lalu," katanya.
Nasir menjelaskan, jika masalah anggaran teratasi, Kementerian akan menggandeng Badan Narkotika Nasional. Dia berharap tes ini bisa memetakan penggunaan narkoba di kampus dan mewujudkan kampus bebas narkotika. (Baca: Ini Daftar Kampus yang Terjerat Narkoba)
Kepala Badan Narkotika Nasional Anang Iskandar siap membantu Kementerian melakukan tes narkoba di kampus-kampus. "Kami siap membantu, juga soal rencana tes narkoba secara berkala di kampus yang dicurigai sebagai pusat peredaran narkoba," kata Anang.
Sebelumnya Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Hassanudin Musakkir ditangkap Direktorat Narkoba Polrestabes Makassar bersama lima rekannya. Mereka tertangkap tangan ketika sedang berpesta sabu di kamar 312 Hotel Grand Malibu, Makassar, pada Jumat dinihari, 14 November 2014. Salah seorang dosen kampus tersebut, Ismail Alrip, ikut terjaring dalam penggerebekan tersebut. Begitu pula salah seorang mahasiswinya, Nilam. Di kamar terpisah, polisi menciduk Andi Syamsuddin, Ainun Nakiyah, dan Harianto.
REZA ADITYA
Terpopuler
Islah DPR, Pramono Anung Sindir Fadli Zon
Jadi Menteri Jokowi, Mengapa Susi Lapor Mega?
Jokowi Jadi Koki, Benarkah Australia Menghina?