TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Presidium Penyelamat Partai Golkar Agung Laksono mengimbau semua peserta dan pemilik hak suara dalam musyawarah nasional, baik DPD I, DPD II, maupun ormas pendiri, agar tidak menghadiri Musyawarah Nasional IX di Bali tahun 2014. Agung mengajak mereka hadir dalam munas yang akan diadakan tim penyelamat pada Januari 2015 di Jakarta.
"Munas 2015 sesuai dengan konstitusi, yakni rekomendasi Munas 2009 di Pekanbaru, Riau," kata Agung di kediamannya di Jalan Cipinang Cempedak I, Jakarta Timur, Rabu malam, 26 November 2014. "Atau, jika ingin sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, ya, Oktober 2014." (Baca: Ical Dikudeta, Koalisi Prabowo Bisa Megap-megap)
Agung juga heran lantaran para ketua Dewan Pimpinan Daerah Golkar tingkat provinsi mendukung munas pada November 2014. Padahal, kata dia, pada 28 Juli 2014 dalam sebuah forum di Bali, mereka keras menyuarakan agar munas diselenggarakan pada 2015. "Tapi, entah ada angin apa, mereka kok bisa berubah?" kata Agung.
Sebelumnya, dalam Rapat Pimpinan Nasional Golkar di Yogyakarta, 19 November lalu, DPD provinsi serempak menginginkan munas digelar pada 30 November 2014. Kubu Agung merasa waktu tersebut terlalu singkat untuk mempersiapkan munas. Idealnya, kata Agung, persiapan munas memakan waktu tiga bulan.
"Ada skenario Ketua Umum petahana Aburizal kembali terpilih secara aklamasi," kata Agun Gunanjar, Ketua DPP Golkar kubu Agung cs.
Presidium Penyelamat Partai Golkar dibentuk setelah Sidang Pleno Golkar berakhir ricuh, Selasa malam, 25 November. Presidium diketuai Agung yang beranggotakan, antara lain, Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Y. Thohari, Zainuddin Amali, Agun Gunandjar, Agus Gumiwang, Laurence Siburian, Yorrys Raweyai, Zainal Bintang, dan Ibnu Munzir. (Baca: Pleno Golkar Pecat Ical dan Idrus Marham)
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Berita lain:
Jokowi: Siapa Bilang Melarang Menteri ke DPR
Operasi Zebra, Berapa Denda Tilang Pelanggar?
Golkar Kubu Ical Lawan Instruksi Menko Polkam