TEMPO.CO, Ferguson - Pasukan Garda Nasional dan polisi akhirnya menangkap lebih dari 400 orang yang diduga memicu kerusuhan di Ferguson, Missouri, Amerika Serikat. Aksi demo yang juga sudah meluas hingga ke Boston, New York, Los Angeles, Dallas, Atlanta, dan kota-kota besar di Amerika Serikat ini dipicu oleh keputusan juri yang tidak mendakwa polisi Darren Wilson, yang menembak remaja kulit hitam Michael Brown.
"Kehadiran tim Pasukan Garda Nasional sangat membantu. Aksi demo mulai mereda, tapi kemarahan masih sangat terasa," kata Gubernur Missouri Jay Nixon seperti dilaporkan Reuters, Rabu, 26 November 2014.
Aksi demo dimulai di Ferguson, sebuah kota yang didominasi oleh warga kulit hitam. Mereka yang kecewa dengan keputusan juri melakukan aksi protes dengan membakar 12 bangunan, merusak fasilitas umum, dan sempat bentrok dengan polisi setempat. Presiden Barack Obama menyebut aksi demo ini "tidak bermanfaat". (Baca: Komentar Obama Soal Kerusuhan di Ferguson)
Selain demo, aksi penjarahan juga terjadi di sejumlah toko milik warga kulit putih. Polisi sampai harus menembakkan gas air mata. Dalam aksi demo pada Senin lalu itu, sekitar 60 orang ditangkap.
"Malam ini jauh lebih baik dari malam sebelumnya. Memang masih ada sedikit aksi bakar-bakaran, tapi masih dalam skala kecil," kata Kepala Kepolisian St. Louis County Jon Belmar.
Polisi Boston dilaporkan juga menangkap 45 orang dalam aksi protes yang dilakukan semalaman. Di Dallas, tujuh orang ditangkap karena memblokir lalu lintas sejumlah jalan utama.
Sedangkan di New York, polisi mulai menggunakan semprotan merica untuk membubarkan massa yang ingin memblokir Terowongan Lincoln dan Jembatan Triborough. Setidaknya sepuluh orang yang diduga sebagai dalangnya sudah ditangkap. (Baca: Polisi Ferguson Tak Dituntut, Massa Mengamuk)
Adapun para pengunjuk rasa di Los Angeles melemparkan botol air dan benda-benda lainnya kepada petugas. Mereka juga memblokir sisi jalan tol dan menyebabkan kemacetan panjang.
REUTERS | RINDU P. HESTYA
Berita Lain:
Mendapat Laporan Gay, ISIS Rajam Dua Anggotanya
Tokoh Time, Jokowi Bersaing dengan Suster Ebola
Kongo, Negara Paling Berbahaya untuk Wanita