TEMPO.CO, Jakarta - Bagi penggemar Lord of the Rings, hanya satu game yang ditunggu-tunggu tahun ini, yaitu Middle-earth: Shadow of Mordor. Game yang berbasis action dan role playing game ini berlatar waktu di antara dua novel J.R.R. Tolkien: The Hobbit dan Lord of the Rings. Seperti ditulis Koran Tempo, Ahad, 30 November 2014. Game ini pas untuk dimainkan sembari menunggu film The Hobbit: The Battle of Five Armies, yang akan dirilis pertengahan bulan depan.
Game tersebut berkisah tentang Talion, seorang Ranger dari negeri Gondor yang bertugas sebagai penjaga Black Gate. Kebangkitan Sauron—tokoh antagonis utama di The Hobbit dan Lord of the Rings—membuat dia, istri, dan anaknya terbunuh. Namun Talion tidak beranjak ke alam baka.
Talion bangkit dengan kemampuan Wraith alias golongan arwah. Dia bisa membaca pikiran lawan dan selalu bangkit setelah terbunuh. Talion juga menjelma menjadi pemanah jitu dan berkecepatan super ala kaum peri. Bersama Cerebrimbor, dia menuntut balas atas kematian keluarganya. Sasarannya adalah tiga petinggi di angkatan perang Sauron, yaitu The Hammer, The Tower, dan The Black Hand.
Pengembang Monolith merilis Shadow of Mordor pada akhir September lalu untuk PlayStation 4, Xbox One, dan komputer. Peluncuran terbaru adalah untuk PlayStation 3 di Australia pada pertengahan pekan ini. Tempo memainkannya di PlayStation 4. (Baca: PS4 Remote Kini Hadir di Xpreria Z3)
Di jam-jam awal, pemain harus bersiap kebingungan. Pengembang sengaja membiarkan kita untuk bertanya-tanya soal peran kita di game ini. Apa hubungan Talion dengan Cerebrimbor, arwah yang membimbingnya pasca-kematian? Apa yang harus Talion lakukan? Dan seterusnya. Cerembrimbor tidak banyak membantu karena kehilangan ingatan.
Kepingan teka-teki itu terjawab oleh Gollum. Kehadiran mahkluk kerdil pucat itu juga "mendekatkan" pemain kepada sosok yang sudah dikenal lewat The Hobbit dan Lord of the Rings. Gollum mengenal Cerebrimbor sebagai pandai besi legendaris di Middle-earth. Dia adalah pembuat The One Ring, cincin yang menjadi sumber kekuatan Sauron dan terus diperebutkan sampai akhir kisah Lord of the Rings.
Shadow of Mordor mengusung Nemesis System, di mana setiap lawan memiliki nama, bentuk, dan karakter masing-masing. Kita bisa mengetahuinya interogasi lawan yang tertangkap. Misalnya, prajurit yang takut api langsung tunggang langgang jika kita meledakkan api unggun.
Fase kedua game lebih seru, karena Talion memiliki keahlian untuk mengontrol pikiran lawan, sehingga dia bisa membangun pasukan dari prajurit Sauron. Ada masa di mana pemain enggan menaruh joystick mereka untuk terus memperkuat pasukannya. Mengasyikkan, seperti fitrah semua video game. (Baca: The Last of Us, Game Terbaik di PS4 Sejauh Ini)
REZA MAULANA
Baca Juga:
Ketika Kerajinan Indonesia Naik Kelas
Begini 7 Tren Mode Tahun Depan
Berhijab Trendi ala Mahasiswi, Ini Panduannya
Susu Tidak Kurangi Risiko Patah Tulang