TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsuddin Haris, mengatakan partai pecahan Partai Golongan Karya punya peluang berpartisipasi dalam Pemilihan Umum 2019. "Peluangnya besar. Tergantung pada Agung Laksono cs berani mengambil langkah tegas atau tidak," ujarnya saat dihubungi, Senin, 1 Desember 2014. (Baca: Tiga Janji Palsu Ical Selama Jadi Ketum Golkar)
Menurut dia, partai pecahan Golkar ini nantinya akan tergantung pada sosok Agung Laksono. "Apakah dia memiliki daya tarik atau tidak untuk menarik massa," tuturnya. Selama ini, kata Syamsuddin, partai-partai pecahan Golkar, seperti Partai NasDem, Partai Hati Nurani Rakyat, dan Partai Gerakan Indonesia Raya, menjadikan massa partai beringin sebagai basis elektoral mereka setiap pemilihan umum. (Baca: Kubu Agung 'Main Mata' dengan Peserta Munas Bali)
Syamsuddin menyebutkan Hanura, NasDem, dan Gerindra bisa eksis hingga sekarang karena memiliki daya tarik sosok, yakni Wiranto, Surya Paloh, dan Prabowo Subianto. "Sekarang, bagaimana Agung memainkan peran itu bila memang ingin membuat partai baru," ujarnya.
Partai-partai pecahan Golkar dalam Pemilihan Umum 2014 terbukti hampir mengungguli suara Golkar sendiri. Mereka adalah Gerindra yang meraih 11,81 persen suara, NasDem (6,72 persen suara), dan Hanura (5,26 persen suara). Golkar sendiri pada pemilu lalu hanya mampu mencapai 14,75 persen suara. (Baca: Agung Laksono Tolak Golkar di Koalisi Prabowo)
"Sekarang tergantung pada rekonsiliasi kedua belah pihak. Bila tak mau berdamai, kemungkinan terbentuknya partai baru juga besar," kata Syamsuddin.
INDRI MAULIDAR
Baca berita lainnya:
Media Malaysia Berbalik Puji Jokowi
Jokowi Tampak Mulai Kedodoran Soal Hukum
Di Balik Kehadiran Prabowo Cs di Munas Ical
Fahrurrozi, Gubernur Jakarta Tandingan Versi FPI
Kecewa, Munas Golkar Melahirkan Lima Partai Baru