TEMPO.CO, Pinrang - Harga cabai rawit di Pasar Sentral, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, meroket dari Rp 80 ribu menjadi Rp 120 ribu per kilogram. Sedangkan cabai besar naik dari Rp 40 ribu menjadi Rp 45 ribu per kilogram. "Kenaikan harga cabai terjadi sejak dua hari lalu," kata Risma, pedagang di Pasar Sentral, saat ditemui pada Senin, 8 Desember 2014.
Menurut Risma, kenaikan harga disebabkan oleh kian berkurangnya stok cabai di Pinrang, terutama pascamusim kemarau dan cuaca ekstrem seperti saat ini. Akibatnya, cabai harus didatangkan dari beberapa daerah di luar Pinrang, seperti Makassar.
Risma memprediksi kelangkaan dan kenaikan harga cabai masih akan terus berlangsung hingga pergantian tahun. “Menjelang Natal dan tahun baru, kenaikan harga akan terus terjadi,” ujarnya.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan, Perindustrian, Sumber Daya Mineral dan Energi Kabupaten Pinrang Asis Tata mengakui terjadinya kelangkaan cabai di daerahnya. Namun dia merasa terkejut kenaikan harganya sedemikian tinggi. “Berdasarkan data yang kami himpun pekan pertama Desember, harga cabai masih Rp 80 ribu per kilogram. Ternyata sudah naik cukup tinggi,” tuturnya.
Asis mengatakan pihaknya akan melakukan pengecekan harga di sejumlah pasar di Pinrang, termasuk mendata asal cabai yang diperdagangkan di Pinrang. "Berdasarkan hasil pengecekan itu, kami akan mencari solusi untuk mengatasi kelangkaan cabai, termasuk bumbu dapur lainnya," katanya.
Asis berujar, jika benar cabai yang diperdagangkan di Pinrang didatangkan dari daerah lain, seperti Makassar, kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi ikut mempengaruhi kenaikan harga.
SUARDI GATTANG
Berita lain:
Christine Hakim: Ibarat di Film, Ahok Peran Utama
Maret 2015, Ahok Bikin Enam Taman Idaman
Jokowi Tolak Sahkan Golkar Kubu Ical dan Agung