Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banten Rangking Kelima Angka Kematian Ibu dan Anak

Editor

Eni Saeni

image-gnews
Seorang ibu membawa anaknya saat imunisasi Campak dan Polio secara gratis di Gedung Wanita BKOW terhadap warga di kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (18/10). Kampanye Imunisasi Tambahan Campak dan Polio tahap ketiga akan digelar di 17 provinsi di Indonesia mulai dari 18 Oktober hingga 18 November di pos pelayanan imunisasi yang tersebar di posyandu dan puskesmas. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Seorang ibu membawa anaknya saat imunisasi Campak dan Polio secara gratis di Gedung Wanita BKOW terhadap warga di kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (18/10). Kampanye Imunisasi Tambahan Campak dan Polio tahap ketiga akan digelar di 17 provinsi di Indonesia mulai dari 18 Oktober hingga 18 November di pos pelayanan imunisasi yang tersebar di posyandu dan puskesmas. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Angka kematian ibu dan bayi di Provinsi Banten menduduki posisi kelima secara nasional. Jumlah penduduk yang tinggi, kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan, serta kondisi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat di Banten menjadi penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi di Provinsi Banten hingga mencapai 189/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi sebanyak 818 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Sigit Wardojo mengatakan, berdasarkan laporan rutin tahunan yang disampaikan kabupaten/kota di wilayahnya per Oktober 2014, posisi angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Banten masih menempatkan Banten sebagai provinsi kelima penyumbang angka AKI dan AKB di Indonesia.

Menurut Sigit, tingginya jumlah penduduk menjadi salah satu faktor penyebab utama. "Banten jumlah penduduknya juga tertinggi kelima, jadi AKI dan AKB-nya juga tertinggi kelima," kata Sigit, Kamis, 11 Desember 2014.

Dari sekian banyak faktor yang menyebabkan tingginya AKI dan AKB di Banten, beberapa di antaranya disebabkan oleh jumlah sarana pelayanan kesehatan seperti pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Provinsi Banten masih belum mencukupi untuk melayani masyarakat. "Setidaknya, untuk Banten, harus ada sekitar 390 unit puskesmas bila merunut pada rasio jumlah penduduk sekitar 11 juta jiwa. Sedangkan saat ini baru ada 233 unit puskesmas," ujar Sigit.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Banten Iman Santoso menuturkan satu unit puskesmas harus melayani sekitar 30 ribu penduduk. Maka, jika jumlah penduduk Banten saat ini sekitar 11 juta, masih ada kekurangan sekitar 157 unit puskesmas di Banten. Sama halnya dengan keberadaan rumah sakit di Banten yang masih belum merata, terutama di wilayah Lebak dan Pandeglang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rumah sakit yang ada di Banten terdiri atas 93 rumah sakit swasta, 11 rumah sakit pemerintah, dan 2 rumah sakit TNI. "Ada ketimpangan penyebaran rumah sakit. Di Pandeglang, hanya ada satu rumah sakit, sementara di wilayah Tangerang cukup banyak," katanya.

Menurut dia, ada sekitar 30 rumah sakit di Kabupaten Tangerang, sedangkan di wilayah Banten selatan, seperti Lebak dan Pandeglang, masyarakat masih kesulitan mendapatkan pelayanan rumah sakit karena jumlahnya yang terbatas dan jarak tempuh yang cukup jauh. "Ini menjadi bagian perhatian kami ke depan, bagaimana masyarakat bisa memperoleh layanan kesehatan yang baik," tuturnya. 

WASI'UL ULUM


Terpopuler:
Militer Intimidasi Pemutaran Film Senyap di Malang
Busyro Sebut Menteri Susi 'Hadiah' dari Jokowi 
Menteri Susi: Berat Menghindari Korupsi 
Susi Cuma Lulus SMP, JK: Yang Penting Kebijakannya 
Setelah Berseteru, Hashim dan Ahok Mesra

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Bamsoet Soroti Isu Stunting, Anak Putus Sekolah juga Kematian Ibu dan Bayi

59 hari lalu

Bamsoet Soroti Isu Stunting, Anak Putus Sekolah juga Kematian Ibu dan Bayi

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengatakan, negara harus memberi perhatian lebih kepada masyarakat yang lemah dan berkekurangan, dengan berpijak pada data-data resmi tentang stunting, anak putus sekolah, hingga kematian ibu dan bayi.


Angka Kematian Ibu di Jakarta Turun, Sempat Naik saat Pandemi

13 Mei 2023

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati memberikan sambutan dalam Acara Puncak Pekan Imunisasi Dunia 2023 di Mall Kota Kasablanka, Sabtu, 13 Mei 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Angka Kematian Ibu di Jakarta Turun, Sempat Naik saat Pandemi

Kabar baik. Angka kematian ibu di DKI Jakarta yang sempat naik di masa pandemi kini kembali turun


Asal Usul Hari Bidan Sedunia, Ini Tema di Tahun 2023

5 Mei 2023

Solidaritas Bidan Pegawai Tidak Tetap Republik Indonesia membawa poster tuntutan saat berunjuk rasa di Monas, Jakarta, 14 September 2015. Mereka juga menuntut pemerintah menghentikan pemotongan cuti bagi para bidan yang melahirkan. TEMPO/Subekti
Asal Usul Hari Bidan Sedunia, Ini Tema di Tahun 2023

Hari Bidan Sedunia atau International Day of the Midwife (IDM) dirayakan setiap tanggal 5 Mei setiap tahunnya. Hari Bidan Sedunia dirayakan sebagai bentuk penghomatan kepada profesi bidan yang selalu melayani masyarakat dalam kebidanan dan ginekologi.


Tekan Kasus Kematian Ibu dan Anak, RSHS Bandung Bangun Gedung 8 Lantai

17 November 2022

Rencana Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin  Bandung yang ditargetkan selesai 2024. (Dok.RSHS)
Tekan Kasus Kematian Ibu dan Anak, RSHS Bandung Bangun Gedung 8 Lantai

Pembangunan Gedung Pusat Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak RSHS Bandung dibiayai oleh Islamic Development Bank (IsDB).


Buku Kesehatan Ibu dan Anak Bisa Jadi Pedoman Orang Tua Cegah Anak Stunting

25 Juli 2022

Ilustrasi keluarga. (Pexels/William Fortunato)
Buku Kesehatan Ibu dan Anak Bisa Jadi Pedoman Orang Tua Cegah Anak Stunting

Keluarga memiliki peran dalam menurunkan angka stunting atau kekerdilan. Caranya dengan gunakan buku kesehatan ibu dan anak.


Pentingnya Peran Bidan Cegah Masalah Prenatal

26 Januari 2022

Ilustrasi Bidan. shutterstock.com
Pentingnya Peran Bidan Cegah Masalah Prenatal

Good Doctor memberikan akses dan memperkenalkan layanan kesehatan digital bagi bidan dalam menangani kasus prenatal


Tekan Kematian Ibu dan Bayi, Menteri Muhadjir Effendy Dorong Program Ayah Siaga

11 Juni 2021

Menko PMK Muhadjir Effendy meninjau layanan pemeriksaan GeNose C19 di Stasiun Gambir sesaat sebelum keberangkatan ke Purwokerto dengan menggunakan kereta luxury 2, Jumat, 28 Mei 2021. Foto: Istimewa
Tekan Kematian Ibu dan Bayi, Menteri Muhadjir Effendy Dorong Program Ayah Siaga

Muhadjir Effendy menerangkan, secara teknis, program Ayah Siaga merupakan kelas ibu hamil dengan aneka permainan.


Pemerintah Thailand Bakal Bantu Carikan Pasangan Untuk Warganya yang Jomblo

13 Februari 2021

Meme lucu saat mengheningkan cipta bagi para Jones alias Jomblo Ngenes di hari Valentine. Netizen saling berbagi meme lucu khusus kaum Jomblo di hari Valentine. Facebook.com
Pemerintah Thailand Bakal Bantu Carikan Pasangan Untuk Warganya yang Jomblo

Kementerian Kesehatan Thailand meluncurkan program "Marriage for Building Nation" yang akan membantu mencarikan pasangan bagi warganya yang jomblo.


Ilmu Kesehatan Reproduksi Kunci Atasi Angka Kematian Ibu Anak

19 Juli 2019

Ilustrasi ibu mengelus anaknya. shutterstock.com
Ilmu Kesehatan Reproduksi Kunci Atasi Angka Kematian Ibu Anak

Kematian ibu dan anak masih menjadi masalah yang harus dihadapi masyarakat Indonesia. Apa saja penyebab tingginya kematian ibu dan anak?


Melahirkan Lebih dari Dua Kali, Ketahui Risikonya

18 Juli 2019

Ilustrasi ibu melahirkan. shutterstock.com
Melahirkan Lebih dari Dua Kali, Ketahui Risikonya

Seorang ibu yang melahirkan anak lebih dari dua berisiko mengalami pendarahan yang lebih serius saat persalinan setelah anak kedua.