TEMPO.CO, Bandung - Angka kematian ibu dan bayi di Provinsi Banten menduduki posisi kelima secara nasional. Jumlah penduduk yang tinggi, kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan, serta kondisi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat di Banten menjadi penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi di Provinsi Banten hingga mencapai 189/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi sebanyak 818 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Sigit Wardojo mengatakan, berdasarkan laporan rutin tahunan yang disampaikan kabupaten/kota di wilayahnya per Oktober 2014, posisi angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Banten masih menempatkan Banten sebagai provinsi kelima penyumbang angka AKI dan AKB di Indonesia.
Menurut Sigit, tingginya jumlah penduduk menjadi salah satu faktor penyebab utama. "Banten jumlah penduduknya juga tertinggi kelima, jadi AKI dan AKB-nya juga tertinggi kelima," kata Sigit, Kamis, 11 Desember 2014.
Dari sekian banyak faktor yang menyebabkan tingginya AKI dan AKB di Banten, beberapa di antaranya disebabkan oleh jumlah sarana pelayanan kesehatan seperti pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Provinsi Banten masih belum mencukupi untuk melayani masyarakat. "Setidaknya, untuk Banten, harus ada sekitar 390 unit puskesmas bila merunut pada rasio jumlah penduduk sekitar 11 juta jiwa. Sedangkan saat ini baru ada 233 unit puskesmas," ujar Sigit.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Banten Iman Santoso menuturkan satu unit puskesmas harus melayani sekitar 30 ribu penduduk. Maka, jika jumlah penduduk Banten saat ini sekitar 11 juta, masih ada kekurangan sekitar 157 unit puskesmas di Banten. Sama halnya dengan keberadaan rumah sakit di Banten yang masih belum merata, terutama di wilayah Lebak dan Pandeglang.
Rumah sakit yang ada di Banten terdiri atas 93 rumah sakit swasta, 11 rumah sakit pemerintah, dan 2 rumah sakit TNI. "Ada ketimpangan penyebaran rumah sakit. Di Pandeglang, hanya ada satu rumah sakit, sementara di wilayah Tangerang cukup banyak," katanya.
Menurut dia, ada sekitar 30 rumah sakit di Kabupaten Tangerang, sedangkan di wilayah Banten selatan, seperti Lebak dan Pandeglang, masyarakat masih kesulitan mendapatkan pelayanan rumah sakit karena jumlahnya yang terbatas dan jarak tempuh yang cukup jauh. "Ini menjadi bagian perhatian kami ke depan, bagaimana masyarakat bisa memperoleh layanan kesehatan yang baik," tuturnya.
WASI'UL ULUM
Terpopuler:
Militer Intimidasi Pemutaran Film Senyap di Malang
Busyro Sebut Menteri Susi 'Hadiah' dari Jokowi
Menteri Susi: Berat Menghindari Korupsi
Susi Cuma Lulus SMP, JK: Yang Penting Kebijakannya
Setelah Berseteru, Hashim dan Ahok Mesra