TEMPO.CO, Jakarta - Kandidat Direktur Jenderal Pajak Wahju Karya Tumakaka punya program khusus jika dirinya terpilih untuk mengisi jabatan tersebut. Pria yang kini menjabat Direktur Transformasi Proses Bisnis Direktorat Jenderal Pajak itu mengaku siap menyisir wajib pajak baru yang berasal dari kalangan kaya. "Potensi pajaknya besar sekali," ujar Wahju seusai wawancara seleksi Dirjen Pajak, Jumat, 12 Desember 2014.
Menurut Wahju, ada 150 juta warga kelas menengah di Indonesia. Namun yang memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) tidak sampai setengahnya. "Itu menjadi indikator bahwa sangat banyak yang belum terdaftar," tuturnya. (Baca: PPATK Telisik Rekening Keluarga Calon Dirjen Pajak)
Wahyu berjanji, jika nanti terpilih menjadi Dirjen Pajak, dirinya akan mengoptimalkan pemasukan dari kelas menengah. Caranya, menelusuri data kepemilikan rumah dan kendaraan mewah dari surat pemberitahuan tahunan (SPT) pajak, termasuk rekening bank yang digunakan. "Sekarang, semua yang punya mobil mewah bisa dicek, karena pengelolaan secara elektronik," katanya. (Baca: Melongok Harta Puluhan Miliar Calon Dirjen Pajak)
Menurut Wahju, berdasarkan Undang-Undang Perpajakan, ada sanksi pidana bagi orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri, tidak melaporkan SPT, atau melaporkan SPT tapi isinya tidak benar. "Tinggal dijalankan saja (aturannya)," ujarnya.
Hingga saat ini, ada sebelas peserta yang dinyatakan lolos seleksi penulisan makalah untuk memperebutkan kursi Dirjen Pajak. Mereka antara lain Catur Rini Widosari (Direktur Keberatan dan Banding), Dadang Suwarna (Direktur Pemeriksaan dan Penagihan), Muhammad Haniv (Kepala Kantor Wilayah Banten), serta Poltak Maruli John Liberty Hutagaol (Direktur Peraturan Perpajakan II). (Baca juga: Akhir Tahun, Ditjen Pajak Kejar Target Rp 1.072 Triliun)
Selain itu, ada juga Sigit Priadi Pramudito (Kepala Kanwil Wajib Pajak Besar), Edi Slamet Irianto (Kepala Kanwil Jawa Tengah I), Ken Dwijugiasteadi (Kepala Kanwil Jawa Timur I), Wahju Karya Tumakaka (Direktur Transformasi Proses Bisnis), Puspita Wulandari, Suryo Utomo, dan Rida Handanu.
JAYADI SUPRIADIN
Berita Terpopuler
Pemred Jakarta Post Jadi Tersangka Penistaan Agama
Kubu Ical Mau Rapat di Slipi, Yorrys: Siapa Lu?
Benarkah Hitler Sesungguhnya Hidup di Sumbawa?