TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan pemerintah akan mengambil kebijakan baru untuk harga bahan bakar minyak sebelum akhir tahun. Hal ini dilakukan sebagai respons setelah harga minyak dunia turun. (Baca: BI: Gara-gara BBM, Inflasi Meleset dari Target.)
Sofyan mengatakan pemerintah masih mengkaji langkah yang akan diambil, termasuk merevisi harga BBM. "Revisi harga termasuk salah satu opsi yang dipikirkan. (Penurunan) akan diperhitungkan sesuai dengan turunnya harga minyak dunia," kata Sofyan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jumat malam, 12 Desember 2014.
Menurut Sofyan, pemerintah tengah mengkaji tiga opsi. Salah satunya penurunan harga BBM. Namun Sofyan mengatakan opsi akan dipertimbangkan kembali mengingat harga rata-rata minyak dunia saat ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan acuan lama pada 2004. (Baca: Konsumsi Pertamax Diyakini Terus Meningkat.)
Sofyan mengatakan kebijakan yang akan diambil bersifat permanen. Namun Sofyan menolak merinci tiga opsi yang tengah dikaji pemerintah. "Sebelum akhir tahun akan diumumkan kebijakan permanen, yang paling baik akan kita ambil," katanya.
Saat ini harga rata-rata minyak dunia berada pada level US$ 60 per barel. Harga minyak jenis Brent turun 45 persen menjadi US$ 62 per barel dibandingkan Juni. Sedangkan minyak Light Sweet kini dipasarkan pada level harga US$ 58,74 per barel.
ANANDA TERESIA
Berita Terpopuler
Siapa 10 Kepala Daerah Pemilik Rekening Gendut?
Inikah Transaksi Rekening Gendut Foke?
Tokoh Ini Lindungi Masuknya Kapal Nazi ke Jakarta