TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Rasyid Baswedan mengatakan ada dua cara yang bisa digunakan oleh pihak sekolah untuk mencegah tawuran antarpelajar. Salah satu cara yang mudah ialah dengan menambah jumlah kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa.
"Saat ini ekskul di sekolah banyak yang jadul," kata Anies dalam acara Memperingati 25 Tahun Konvensi Hak Anak dan Perenungan HAM 2014 di Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Ahad, 14 Desember 2014.
Menurut Anies, saat ini banyak pelajar yang sudah tak tertarik untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya. Hal itu berdampak pada tak adanya tempat untuk menyalurkan energi dari siswa, sehingga banyak murid yang menyalurkan energi tersebut melalui tawuran.
Sepanjang Januari-Oktober 2013, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) mencatat ada 229 kasus tawuran pelajar. Jumlah ini meningkat sekitar 44 persen dibanding tahun lalu yang hanya 128 kasus. Dalam 229 kasus kekerasan antarpelajar SMP dan SMA itu, 19 siswa meninggal dunia.
Untuk mencegah tawuran antarpelajar, kata Anies, peran Bimbingan Konseling di sekolah harus ditingkatkan. "BK juga harus lebih responsif," ujar pendiri gerakan Indonesia Mengajar itu.
Kepala sekolah, Anies menambahkan, harus pandai untuk membaca situasi di sekolahnya masing-masing agar bibit tawuran bisa dihindari. "Jadikan sekolah tempat yang subur untuk perdamaian bukan tempat subur untuk kekerasan."
GANGSAR PARIKESIT
Baca juga:
Jokowi Bubarkan KHN, Dewan Gula, dan Dewan Buku
Blue Bird Pilih Tarif Bawah, YLKI:Persaingan Ketat
Air Bersih Langka Usai Longsor Banjarnegara
Kena Macet, Lalu Tertimbun Longsor di Banjarnegara