TEMPO.CO, Situbondo - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Situbondo, Jawa Timur, merekomendasikan sejumlah warga di tiga desa direlokasi karena rawan longsor. Ketiga desa itu yakni Desa Taman, Kecamatan Sumber Malang; Desa Mojodungkol, Kecamatan Suboh; dan Desa Pategalan, Kecamatan Jati Banteng. “Kalau musim hujan begini tanahnya rawan ambles dan longsor,” kata Zainul kepada Tempo, Senin, 15 Desember 2014.
Di Desa Mojodungkol ada 298 keluarga yang harus direlokasi. Sedangkan di Desa Taman ada 6 keluarga dan Desa Pategalan ada 4 keluarga. Kepala BPBD Situbondo Zainul Arifin mengatakan mereka harus direlokasi karena tinggal di lereng gunung yang tanahnya retak.
Pada awal 2014, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur menyatakan kawasan lereng perbukitan Desa Mojodungkol tidak layak dijadikan permukiman. Tanah di lereng itu merekah merata mulai kaki hingga puncak bukit akibat hutan yang beralih fungsi secara masif menjadi ladang jagung milik penduduk. (Baca: 11 Kecamatan di Bojonegoro Rawan Longsor)
Pemerintah Situbondo, kata Zainul, mengalokasikan Rp 650 juta untuk membebaskan 3 hektare lahan baru untuk relokasi warga Desa Mojodungkol. Namun relokasi baru bisa dilakukan pada 2015. Sedangkan relokasi warga Desa Taman dan Desa Pategalan masih menunggu kebijakan Bupati Situbondo.
Kepala Desa Mojodungkol Supawi mengatakan terus memantau kondisi tanah Mojodungkol. Warga telah menyiapkan sejumlah kentongan sebagai sarana komunikasi bila tiba-tiba bencana datang. “Kentongan lebih efektif karena medan desa di lereng-lereng bukit.”
Desa sudah menyiapkan SD Negeri Mojodungkol sebagai tempat pengungsian bila curah hujan tinggi. Sekolah itu juga digunakan warganya saat musim penghujan awal 2014. “Saat ini curah hujan masih rendah.” (Baca: Ansor Tuban Kirim 150 Relawan ke Banjarnegara)
IKA NINGTYAS
Berita Terkait
Longsor Banjarnegara, Anjing Pelacak Dikerahkan
11 Kecamatan di Bojonegoro Rawan Longsor
Anak Pengungsi Longsor Banjarnegara Butuh Susu
Terpopuler
Ahok: Kelemahan Saya Sudah Cina, Kafir Pula
Rupiah Masuk Lima Besar Mata Uang Tak Dihargai
Jokowi ke Longsor Banjarnegara, Relawan Bersorak
Putri CEO Korean Air Paksa Pramugara Berlutut