TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil meminta masyarakat tidak perlu panik dengan pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Menurut Sofyan, rupiah kini menguat karena investor asing sudah kembali.
"Sekarang sudah bounce back dan mulai stabil. Semua ini gejala temporer," kata Sofyan di Hotel Bidakara, Kamis, 18 Desember 2014. (Baca: BI Turun Tangan, Rupiah Mulai Jinak)
Menurut Sofyan, pelemahan rupiah tidak disebabkan persoalan ekonomi domestik. Sofyan mengatakan persoalan rupiah disebabkan pertumbuhan ekonomi Amerika yang berada di luar perkiraan. Investor, kata dia, menunggu apakah The Fed akan menaikkan suku bunga atau tidak. "Akhirnya, sebagian dolar kembali ke Amerika."
Ihwal perekonomian Rusia yang melemah, Sofyan mengatakan tak perlu khawatir. Sebab dampaknya terhadap ekonomi Indonesia kecil. Menurut dia yang paling penting saat ini adalah jaminan akan kebutuhan pokok masyarakat seperti beras. Pemerintah, kata dia, melakukan operasi pasar supaya rakyat mendapatkan beras dengan harga lebih terjangkau. (Baca juga: Rabu Sore, Rupiah Jadi Mata Uang Terkuat di Asia)
Pada Kamis sore, rupiah menguat 105 poin (0,83 persen) ke level 12.563 per dolar Amerika. Rupiah menguat paling tinggi dibandingkan mata uang Asia lainnya. Rupee India menguat 0,66 persen ke 63,20 per dolar AS, ringgit juga menguat 0,66 persen ke 3,46 per dolar AS, dan baht hanya bergeser 0,05 persen ke 32,90 per dolar. Sementara mata uang yen, yuan, dan won masih melanjutkan pelemahan terhadap dolar AS.
ALI HIDAYAT
Berita Terpopuler
Begini Pembubaran Nonton Film Senyap di AJI Yogya
Polisi Tangkap Demonstran Anti-Natal di Mojokerto
Tertinggal Pesawat, Dhani: Pilot Garuda Kampret