TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Sektor Tambora, Jakarta Barat, Komisaris Dedy Tabrani mengatakan kebakaran yang menewaskan dua orang di Tambora terjadi akibat ledakan tabung gas kemasan 3 kilogram. Segel tabung yang terbuka diduga menyebabkan gas bocor. Gas ini kemudian terkena api, sehingga tabung meledak.
"Mungkin segelnya sudah lama, jadi rusak," kata Dedy kepada Tempo, Jumat, 19 Desember 2014. Dedy mengatakan korban yang diketahui bernama Yati, 40 tahun, dan Teguh, 5 tahun, itu merupakan tamu di rumah yang habis dilalap api di Tambora.
"Mereka sedang masak dan tiba-tiba gasnya bocor, sehingga langsung meledak," ujarnya. Yati, kata Dedy, merupakan warga Tangerang, Banten. Dia bersama anaknya menginap di rumah nahas tersebut untuk membantu penyelenggaraan acara khitanan. Rencananya acara khitanan bakal dilangsungkan siang ini.
Dedy mengatakan Yati merupakan istri petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kelurahan Angke. Sedangkan pemilik hajatan adalah Kepala Satpol PP Angke. "Jadi, dia membantu acara khitanan anak koordinator Satpol PP itu," ujar Dedy.
Saat ini, jenazah keduanya sudah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Dedy mengatakan peristiwa kebakaran ini merupakan kecelakaan. "Itu saja yang bisa saya informasikan," katanya.
Lurah Angke, Masyudi, membenarkan kabar bahwa kedua korban merupakan anggota keluarga petugas Satpol PP. Namun suami korban bukan bertugas di Kelurahan Angke, melainkan Kelurahan Jembatan Besi. Begitu pun pemilik acara khitanan yang merupakan Kepala Satgas Satpol PP Jembatan Besi. "Jadi Kasatgas-nya Otong Suryatmin. Dia bertugas di Kelurahan Jembatan Besi, tapi tinggalnya di Angke," katanya.
Ihwal kebakaran itu, Masyudi mengatakan sebanyak 400 orang kini berstatus pengungsi. Mereka untuk sementara tinggal di penampungan yang berada di kantor kelurahan dan di sekitar lokasi kejadian. Sebagian korban memilih menumpang di rumah sanak famili ketimbang tinggal di pengungsian.
Menurut Masyudi, pihak kelurahan bakal segera menyiapkan sejumlah kebutuhan pokok bagi pengungsi. "Bantuan ada dan segera diberikan, tapi sekarang kami fokus kepada penampungan dulu," ujarnya.
Sunaryo, 44 tahun, warga RT 16 RW 01 Kelurahan Angke, mengatakan kebakaran terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Dia mengatakan tidak tahu asal api yang membakar rumah petaknya. "Tiba-tiba pada teriak kebakaran dan api sudah membesar," kata Sunaryo.
Beruntung, dia bisa menyelamatkan istri dan tiga anaknya dari peristiwa maut tersebut. Sejumlah harta-benda miliknya, seperti kursi, pakaian, dan surat berharga, masih sempat diselamatkan. "Tapi lainnya ludes," katanya.
Untuk sementara, Sunaryo berencana menumpang tinggal di rumah kakaknya yang berada di Kelurahan Tambora, Jakarta Barat. "Kasihan anak-anak kalau tinggal di penampungan," ujarnya dengan nada lirih.
Menurut pantauan Tempo, di sekitar lokasi kebakaran sudah dipasangi garis kuning oleh kepolisian. Sekitar 37 rumah petak ludes dilahap si jago merah. Kini kawasan tersebut nyaris rata dengan tanah. Yang tersisa tinggal puing-puing bangunan bekas kebakaran.
Kebakaran itu setidaknya membuat 37 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal. Mereka pun untuk sementara menyimpan harta-benda, seperti televisi, kulkas, sofa, dan pakaian, yang berhasil diselamatkan di pinggir Jalan Tubagus Angke. Lalu lintas di jalan ini tersendat karena banyaknya pengendara yang melambatkan kendaraan untuk melihat lokasi kebakaran.
DIMAS SIREGAR
Baca juga:
Gamalama Meletus, 9 Penerbangan Tergangggu
Presiden Jokowi Resmikan Pusat Sejarah MK
Jalur Bandung-Garut Terendam Setengah Meter
Ade Rai Pimpin Upacara, Chris John Pengibar Bendera