TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D. Hadad menargetkan tingkat inklusi keuangan mencapai 75 persen dalam tiga-empat tahun ke depan. Muliaman berharap layanan keuangan tanpa kantor bisa mewujudkan target itu.
"Inginnya, sih, (inklusi keuangan) 100 persen, tapi membutuhkan waktu. Kami mendorong 75 persen untuk jangka menengah, jangka panjang 100 persen," kata Muliaman setelah menghadiri pembukaan Pasar Keuangan Rakyat 2014 di Jakarta International Expo, Jakarta, Sabtu, 20 Desember 2014. (Baca: Keuangan Inklusif Bisa Jadi Solusi Kemiskinan)
Inklusi keuangan merupakan upaya pemerintah yang bertujuan meniadakan segala bentuk hambatan yang bersifat harga dan nonharga terhadap akses masyarakat dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan.
Nah, dengan layanan keuangan tanpa kantor itu, ujar Muliaman, bank-bank nantinya tak harus hadir di tengah masyarakat secara fisik. Kehadiran lembaga jasa keuangan cukup diwakili oleh agen-agen lembaga jasa yang sudah terlatih. "Dengan demikian, akan terjadi peningkatan inklusi dan keterbukaan akses.” (Baca: Minim, Rakyat Terhubung Industri Keuangan)
Pasar Keuangan Rakyat 2014 merupakan rangkaian acara peluncuran Layanan Keuangan Mikro (LKM), yang telah dilaksanakan di Desa Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis, 18 Desember 2014. Dalam LKM, lembaga jasa keuangan menawarkan produk dan jasa untuk kalangan mikro, seperti asuransi mikro, kredit mikro, tabungan tanpa biaya administrasi, dan reksadana mikro.
Kehadiran agen-agen bank di wilayah mikro menjadi upaya untuk makin membuka akses masyarakat ke industri keuangan formal. Muliaman menuturkan sasaran masyarakat terlibat dalam industri tersebut sebetulnya menjadi target nomor dua. “Yang penting, kita buka aksesnya dulu," kata Muliaman.
Adapun berdasarkan survei nasional literasi keuangan OJK tahun lalu, tingkat inklusi keuangan baru mencapai 59,74 persen. Penggunaan produk dan jasa keuangan masih didominasi oleh sektor perbankan sebesar 57,28 persen, diikuti asuransi (11,81 persen), pembiayaan (6,33 persen), pegadaian (5,04 persen), dana pensiun (1,53 persen), dan pasar modal (0,11 persen).
KHAIRUL ANAM
Berita terpopuler:
Natal dan Tahun Baru, BI Siapkan Rp 88 Triliun
Alex Sinaga Resmi Pimpin Telkom
Natal dan Tahun Baru, Tiket Citilink Ludes