TEMPO.CO, Jakarta - Ahli nutrisi, Emilia E. Achmadi, mengatakan menerapkan pola pemberian nutrisi yang ketat bagi atlet Indonesia relatif sulit dilaksanakan. Emilia menceritakan pengalamannya sebagai konsultan kebutuhan nutrisi atlet-atlet elite Indonesia dari berbagai cabang olahraga, seperti renang, angkat besi, dan juga balap motor.
Menurut Emilia, biasanya kebutuhan nutrisi bagi para atlet hanya dalam tataran formalitas atau perencanaan. "Aplikasinya hampir selalu tidak dilaksanakan," kata Emilia dalam wawancara dengan Tempo, Rabu, 17 Desember 2014. (Baca: Bonus Atlet Cair Akhir Tahun)
Alasannya, Emilia berujar, pengurus cabang olahraga terbentur anggaran. "Jadi setelah saya presentasikan kebutuhan mereka, ujung-ujungnya selalu, 'yah, anggaran kami tidak cukup'," kata dia menirukan ucapan pengurus. (Baca: Nutrisi Apa Saja yang Dibutuhkan Pembalap?)
Padahal, Emilia mengungkapkan, pola pikir yang selalu memulai dari anggaran seperti itu, keliru. Seharusnya, dia mengatakan, pengurus cabang olahraga memformulasikan terlebih dahulu kebutuhan mereka, setelah itu menyusun anggaran. "Makanan atlet tidak perlu bahan impor, kok," ujarnya. "Makanan mereka adalah makanan biasa, hanya saja perlu diformulasikan sesuai kebutuhan."
Untungnya, menurut Emilia, ada beberapa atlet yang sadar dan memutuskan tidak tergantung pada dana yang disediakan pemerintah atau pengurus. Mereka menggunakan uang sendiri untuk membiayai meal plan mereka.
Selain soal duit, ada juga kendala lain yang dihadapi Emilia sebagai konsultan nutrisi. "Mentalitas, mengubah pola makan itu sama dengan mengubah perilaku," ujarnya. Misalnya, Emilia menyarankan atlet tidak boleh makan sesuatu yang digoreng, atau harus makan sayur. Para atlet kemudian mengeluh tidak suka makanan seperti itu. "Jadi mereka masih mengikuti lidah," katanya.
Padahal, Emilia menjelaskan, nutrisi dan latihan bagi seorang atlet tidak bisa dipisahkan. "Kalau dua-duanya dilakukan dengan benar, nilainya seratus," ujarnya. "Kalau hanya dilakukan salah satu, ya, nilainya hanya lima puluh."
GADI MAKITAN
Topik terhangat:
Longsor Banjarnegara | Teror Australia | Pembatasan Motor | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Soal Lapindo, Ruhut: Ical Bisa Ditertawakan Kodok
Priyo Budi Diam-diam ke Rumah Akbar Tandjung
Ucapan Natal, Yenny Wahid: Jokowi Jangan Dengar FPI
Ahok Mencak-mencak di Balai Kota, Apa Sebabnya?