TEMPO.CO, Cilacap - Hujan deras selama beberapa hari membuat puluhan ribu rumah di Cilacap, Jawa Tengah, terendam banjir. Dari 24 kecamatan, delapan kecamatan di antaranya terendam banjir mulai 50 sentimeter hingga satu meter.
"Banjir sudah empat hari merendam rumah kami," kata Abu Ibrahim, warga Desa Mujur, Kecamatan Kroya, Cilacap, Senin, 22 Desember 2014.(Baca:Kampung Pulo Terendam Banjir 2 Meter)
Akibat banjir, pondok pesantren dengan santri sebanyak 600 orang terpaksa diliburkan. Sebagian warga setempat mengungsi karena air masuk rumah hingga ketinggian satu meter.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Cilacap Supriyanto mengatakan banjir melanda delapan kecamatan di Cilacap. Ratusan hektare lahan pertanian terendam banjir.
"Banjir melanda Kecamatan Majenang, Sidareja, Gandrungmangu, Wanareja, Kedungreja, Karangpucung, Bantarsari, dan Kroya," Supriyanto menjelaskan. (Baca:Inilah Skenario Banjir Jakarta pada 2015)
Dari pantauan Tempo, genangan banjir mengakibatkan sejumlah jalan desa dipenuhi air hingga satu meter. Persawahan yang baru saja ditanami bibit padi pun terendam banjir.
BPBD sudah memberikan logistik dan menyiapkan perahu karet untuk mengevakuasi warga. Ketinggian air bervariasi, mulai 30 cm sampai 1 meter. "Warga belum mau mengungsi, namun kami sudah siapkan logistik dan perahu karet," katanya.
Banjir di Sidareja, misalnya merendam tujuh desa dengan 2.637 kepala keluarga (KK). Menurut dia, warga yang rumahnya terendam berada di Desa Sidareja, Tinggarjaya, Gunungreja, Sidamulya, Sudagaran. Di Tegalsari dan Margasari ada 10.290 jiwa yang rumahnya terendam. (Baca:Awas, Jakarta Siaga Banjir Mulai 1 Januari 2015)
Dari ribuan KK tersebut, 221 KK dengan 264 jiwa mengungsi di tiga titik yang sudah disiagakan. Para pengungsi berada di musala Koramil Sidareja sebanyak 22 KK dengan 74 jiwa. Ada pula di Balai RT 3 RW 3 Desa Sidareja 28 KK dengan 94 jiwa dan Gudang Slamet 14 KK dengan 53 jiwa.
Kemudian banjir yang terjadi di Gandrungmangu merendam rumah 300 KK dengan 1.270 jiwa. Namun, di Gandungmangu tidak ada yang mengungsi karena ketinggian air hanya sekitar 20-65 cm.
Untuk Kecamatan Majenang, beberapa desa juga banjir disebabkan jebolnya tanggul Sungai Cikawung di dua titik. Banjir ini merendam 75 rumah di Desa Mulyasari, 15 rumah di Desa Mulyadadi, 50 rumah di Desa Padangsari.
Supriyanto mengatakan hujan terjadi sejak Kamis sore, 18 Desember 2014 . Menurut dia, banjir kali ini tidak seperti biasanya, karena air surutnya lebih lambat dibandingkan pada Januari lalu. (Baca:161 Bencana Alam Terjadi Sepanjang 2014)
Banjir yang melanda sejumlah kecamatan di Cilacap terjadi disebabkan backwater. Karena Laguna Segara Anakan yang seharusnya menjadi muara air sejumlah sungai, tidak mampu menampung debit air yang tinggi. Daerah aliran sungai (DAS) Citandui dan Cimeneng mengalami pendangkalan.
"Tata hidrologi yang terkait dengan DAS Cimeneng membuat sungai Dermaji mengalami banjir bandang dan berdampak pada daerah di bawahnya, seperti Gandrungmangu dan Sidareja. Limpahan DAS Cimeneng ini yang mengakibatkan jebol dan merendam Desa Rawajaya di Bantarsari," kata Supriyanto
Setiap tahunnya, pendangkalan di Segara Anakan mencapai 250 ribu meter kubik dari DAS Cimeneng dan Citandui. Kondisi itu memicu banjir tahunan di Sidareja.
ARIS ANDRIANTO
Baca juga:
Pemuda Pancasila Akan Gugat Sutradara Film Senyap
Ahok Perintahkan Copot Lampu Hias Usai Natal
Liliyana Natsir: Mama, Aku Sudah Sukses
Gandeng Brasil, Indofood Masuki Bisnis Poultry