TEMPO.CO, Jakarta - Lurah Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Susan Jasmine Zulkifli, mengatakan, momentum Hari Ibu harus dimaknai sebagai kebangkitan kaum perempuan. Kebangkitan di sini bukan berarti untuk mengalahkan kaum pria, melainkan untuk memahami potensi dirinya masing-masing. "Jadi tidak tunduk begitu saja pada cara pandang orang lain yang meremehkan kekuatan perempuan," kata Susan di sela acara nonton bareng film Cahaya dari Timur: Beta Maluku di Balai Kota, Senin, 22 Desember 2014.
Menurut Susan, perempuan memiliki posisi yang sejajar dengan kaum pria. Karena itu, wajar saja kalau saat ini banyak perempuan yang menduduki posisi penting dan strategis. Dia mencontohkan, saat ini ada 15 lurah perempuan dari 65 lurah di Jakarta Selatan. Lurah-lurah perempuan ini bisa membuktikan kemampuan mereka. "Ayo, buktikan kalau kita bisa fight," ujar Susan (lihat juga: Hari Ibu, Rossa Unggah Foto dengan Mama).
Susan mengatakan banyak ajaran dari sang bunda yang menjadi bekal hidupnya dan dipegang teguh sampai sekarang. Karena itu, ibu bagi Susan adalah sosok yang sangat berarti. "Ibu saya selalu menuntut anak-anaknya bertanggung jawab atas tugas yang diterimanya. Kalau dikasih masalah, ya, harus dikerjakan sendiri," kata Susan.
Ajaran dari sang ibu, kata Susan, masih dia pegang sampai sekarang. Ajaran itu pula yang membuatnya bisa tegar menghadapi masalah saat dirinya ditolak oleh warga Lenteng Agung pada Oktober 2013. Saat itu warga menganggap Susan yang beragama Katolik tak pantas memimpin Lenteng Agung yang sebagian besar penduduknya muslim.
Untuk itu, pada momentum Hari Ibu ini, kata Susan, dirinya tidak pernah lupa menghubungi sang bunda untuk sekadar mengucapkan terima kasih dan menyampaikan rasa sayang. "Tadi siang saya hubungi beliau," kata Susan (lihat juga: Hari Ibu, Syahrini Berlutut Depan Ibunya).
LINDA HAIRANI
Berita Lain:
4 Rencana Menteri Susi yang Berantakan
Gubernur FPI Pantang Ucap Selamat Natal ke Ahok
Eva Bande, Dipenjara Gara-gara Bela Petani