TEMPO.CO, Makassar - Di sejumlah kota di Indonesia, kasus diare masih menghantui penduduknya. Penyebabnya beragam, salah satunya soal sanitasi yang buruk. Menurut Maria Dewantini Dwianto selaku Head of Corporate Communication PT Unilever Indonesia, sanitasi dapat mempengaruhi edukasi serta angka kelahiran dan kematian. (Baca: UNICEF: Angka Kematian Anak di Dunia Menurun)
Karena itu, sanitasi harus menjadi perhatian bagi setiap orang. Apalagi salah satu indikasi sanitasi buruk adalah penyakit diare.
Berdasarkan data panitia #brightfuture yang diperoleh dari Profil Kesehatan Makassar Tahun 2013, di Kota Makassar, sampai Desember 2013 dilaporkan sebanyak 28.908 kasus diare. (Baca: Hanya 18,5 Persen Warga Cuci Tangan Pakai Sabun)
Bahkan, pada tahun 2012, Makassar merupakan kota dengan kasus diare tertinggi. Sedangkan di Indonesia secara umum, berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012, terdapat 2/3 kematian balita disebabkan oleh diare.
Sedangkan hasil riset kesehatan dasar Kementerian Kesehatan tahun 2013 menyatakan bahwa baru 47 persen orang yang memiliki perilaku cuci tangan dengan benar di Indonesia. (Baca: 5 Tip Melindungi Tubuh Saat Musim Hujan.) "Padahal tindakan semudah mencuci tangan pakai sabun menggunakan air mengalir dapat menurunkan risiko diare hingga 50 persen."
Kemudian fakta yang tak terbantahkan adalah hanya sekitar 2,3 persen masyarakat Indonesia menyikat gigi dengan benar. Yakni sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam untuk mencegah karies gigi secara efektif. (Baca: 7 Tip Mencuci Muka dengan Benar)
REZKI ALVIONITASARI
Terpopuler
6 Tips Jaga Kecantikan di Usia Setengah Abad
Kimmy Jayanti Percaya Berkat Tuhan
7 Kebiasaan Buruk Saat Diet
Hari Ibu,Amy Atmanto: Muliakan Ibu Bawa Keberkahan
Eksplorasi Go Internasional Ardistia New York