TEMPO.CO, Victoria - Dunia berutang budi kepada ahli biologi Simon Fraser University, Regine Gries. Lengannya telah menjadi makanan empuk bagi lebih dari seribu kutu busuk alias kepinding setiap pekan selama lima tahun. Dia dan suaminya, profesor biologi Gerhard Gries, mencari cara untuk menaklukkan epidemi kepinding global tersebut.
Bekerja sama dengan ahli kimia SFU, Robert Britton, dan tim mahasiswa, mereka akhirnya menemukan solusi, yakni satu set penarik kimia atau feromon, yang memikat kepinding ke dalam perangkap, dan menjaga mereka tetap di sana.
Bulan ini, setelah serangkaian uji coba sukses di apartemen penuh kepinding di Metro Vancouver, mereka telah menerbitkan hasil penelitian, Bedbug aggregation pheromone finally identified di jurnal kimia Angewandte Chemie.
Penelitian dilakukan bersama perusahaan asal Victoria, Contech Enterprises Inc, mengembangkan umpan dan perangkap efektif pertama dan terjangkau untuk mendeteksi dan memantau infestasi kepinding. Diharapkan karya mereka tersedia secara komersial tahun depan.
"Tantangan terbesarnya adalah mendeteksi kutu busuk pada tahap awal," kata Gerhard, yang menjadi Kepala Riset Industrial NSERC di Multimodal Animal Communication Ecology, sebagaimana dikutip Sciencedaily baru-baru ini.
"Perangkap ini akan membantu tuan tanah, penyewa, dan profesional pengendalian hama menentukan apakah sebuah tempat memiliki masalah kepinding, sehingga mereka dapat mengobatinya dengan cepat. Ini juga akan berguna untuk memantau efektivitas pengobatan itu," tambahnya.
Ini adalah solusi yang telah ditunggu dunia. Selama dua dekade terakhir kepinding umum (Cimex lectularius), yang telah diberantas di negara-negara industri, muncul kembali sebagai momok global. Serangga jahat ini tidak hanya merajalela di perumahan miskin tetapi juga hotel dan apartemen mahal, serta tempat-tempat umum seperti toko, bioskop, perpustakaan, bahkan angkutan umum.
Sebelumnya hama penghisap darah ini tidak dianggap sebagai pembawa penyakit. Namun, para ilmuwan baru-baru ini menemukan mereka dapat mengirimkan patogen yang menyebabkan penyakit Chagas, yang lazim di Amerika Tengah dan Selatan. Sampai sekarang, alat pendeteksi dan monitor hama ini menjadi mahal dan sangat menantang secara teknis untuk digunakan.
Penelitian ini didanai dengan hibah industri Natural Sciences and Engineering Research Council of Canada yang bermitra dengan Contech Enterprises Inc. Simak berita tekno lainnya di sini.
ERWIN Z. | SCIENCEDAILY
Berita lain:
Game Paling Dinanti di Tahun 2015
60 Persen Terumbu Karang Kota Makassar Rusak
Alat Batu Berusia 1,2 Juta Tahun Ditemukan
PlayStation Now Hadir di Smart TV Samsung 2015
Studi: Makanan Cepat Saji Turunkan Nilai Siswa