TEMPO.CO, Klaten - Keluarga pramugara AirAsia QZ8501, Wismoyo Ari Pramudi, hingga kini belum mendapat kabar resmi dari manajemen maskapai penerbangan Malaysia itu. Sepupu Wismoyo, Erna Retnowati, 35 tahun, mengatakan keluarga di Klaten hanya mengetahui informasi soal hilangnya pesawat rute Surabaya-Singapura pada Ahad pagi, 28 Desember 2014, itu dari berita di televisi.
"Kami hanya tahu dari siaran televisi dan Internet,” ujar Erna saat ditemui di rumahnya di Jetak, Klaten, Jawa Tengah, Senin, 29 Desember 2014. (Baca: Basarnas Belum Tangkap Sinyal ELT AirAsia)
Menurut Erna, kabar tentang hilangnya pesawat yang ditumpangi Wismoyo itu pertama kali diketahui dari siaran salah satu stasiun televisi pada Ahad siang. Setelah mengetahui ada nama Wismoyo dalam daftar pramugara, Erna kemudian menghubungi ibu Wismoyo. Ternyata, saat itu ibu Wismoyo juga sudah mengetahui kabar itu. (Baca: 5 Teori Hilangnya Pesawat Air Asia)
Untuk mendapatkan kabar terakhir, keluarga akhirnya mengandalkan kerabat Wismoyo yang berada di Surabaya, Jawa Timur, dan kakaknya, Ari Pradanawati, di Jakarta. “Suami kakak Wismoyo, yang memantau di Bandara Soekarno-Hatta. Kalau ada kabar, mereka menelepon,” ujar Erna lagi. (Baca: Tak Baca Email, 10 Penumpang Air Asia Selamat)
Wismoyo alias Yoyok adalah putra kedua dari dua bersaudara. Dia merupakan anak pasangan Suharno dan Sri Sumingsri. Dia lahir di Klaten, 8 Agustus 1990. Setelah tamat SMP 2 di Klaten, Yoyok melanjutkan ke SMA 5 Yogyakarta. Setelah lulus SMA, dia melanjutkan kuliah di Jurusan Komunikasi Universitas Indonesia, Jakarta.
ANTO
Berita terkait:
Pelaut Ini Mengaku Lihat Pesawat Mirip AirAsia
Kasus AirAsia, Mengapa Pesawat Bisa Hilang Kontak?
ATC Klaim Pilot AirAsia Sebut Cuaca Aman