TEMPO.CO, Sumenep - Awal 2015 bakal menjadi momen yang kurang membahagiakan bagi warga Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Pasalnya, mereka terancam tidak bisa keluar dari pulau itu menyusul berakhirnya kontrak pelayaran kapal perintis menuju Pulau Masalembu pada 31 Desember 2014.
"Mudah-mudahan proses tendernya cepat rampung, supaya kami tidak terisolasi lebih lama," kata Ahmat Arifin, warga Masalembu, saat dihubungi pada Selasa, 30 Desember 2014.(Baca: Pengrajin Keris di Sumenep Terbanyak di Dunia)
Seingat Ahmat, ini bukan kali pertama pelayaran ke Masalembu mengalami kekosongan akibat habisnya kontrak dengan kapal perintis. Pada 2012, kondisi serupa terjadi. Menurut dia, kosongnya pelayaran itu akan membuat aktivitas ekonomi warga terancam vakum. "Harusnya, sebelum kontrak habis, sudah retender kontrak," ujarnya.
Kepala Bidang Perhubungan Laut dan Udara Dinas Perhubungan Sumenep Choyroni Argoto menuturkan kekosongan pelayaran ke Masalembu diperkirakan terjadi pada minggu pertama Januari 2015, dengan catatan proses tender berjalan tanpa kendala. "Saat ini masih proses tender, diperkirakan baru rampung pekan kedua Januari," katanya. (Baca: Elpiji 12 Kilogram Tak Dilirik Lagi di Sumenep)
Pemkab Sumenep, ujar Choyroni, tidak bisa ikut campur proses tender. Yang bisa dilakukan hanyalah berkoordinasi dengan otoritas Pelabuhan Tanjung Perak untuk mengantisipasi kemungkinan kosongnya pelayaran ke Masalembu. "Pemkab Sumenep punya kapal, tapi tidak bisa diperbantukan, karena akan mengganggu pelayaran ke Pulau Kangean," tuturnya.
Pelayaran ke Masalembu biasanya dilayani oleh tiga kapal perintis, yaitu KM Amukti Palapa dengan home base Surabaya, KM Sabuk Nusantara 27 (Tanjung Wangi, Banyuwangi), dan KM Asia 1 (Bima, Nusa Tenggara Barat). Sumenep sendiri memiliki 27 kecamatan. Sembilan kecamatan di antaranya berada di wilayah kepulauan. (Baca: Distribusi BBM di Kepulauan Sumenep Kacau)
MUSTHOFA BISRI
Baca juga:
Cari Air Asia di Laut, Ombak 2 Meter Menghadang
Tarif Zaskia Gotik di Tahun Baru Seharga Mobil
Ahok Batasi Tiket Malam Tahun Baru Rp 15 Juta
Pesawat Pencari Air Asia Dibekali Radar Khusus