TEMPO.CO , Jakarta: Komite Nasional Keselamatan Transportasi mengatakan tidak ingin tergesa-gesa mengumumkan penyebab kecelakaan pesawat AirAsia. "Untuk penyebab, tunggu final report," kata Ketua Subkomite Udara KNKT, Masruri, saat dihubungi Tempo, Selasa, 30 Desember 2014.
Besok KNKT memberangkatkan dua personel, bersama seorang ahli keselamatan transportasi dari Prancis ke Pangkalan Bun. Selain itu, seorang ahli dari Singapura pun akan menuju Tanjung Pandan besok. (Baca: Air Asia, Bangkai Pesawat Ada di Selat Karimata )
"Untuk mencari kotak hitam dan menemukan ping," kata Masruri. Ada dua alat KNKT, dua alat Singapura, serta satu alat dari Inggris yang digunakan dalam pencarian. (Baca: Body Air Asia Tampak di Bawah Permukaan Laut)
Kementerian Perhubungan menyatakan serpihan pesawat yang diduga milik armada AirAsia yang hilang, ditemukan di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
"Informasi masuk sekitar jam 12.00 WIB tadi," kata Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Djoko Murjatmodjo.
Informasi berasal dari tim pencari yang menggunakan pesawat kalibrasi Kementerian Perhubungan. Pesawat menemukan cukup banyak serpihan berwarna putih dan merah.
Berikut ini koordinat serpihan di perairan Pangkalan Bun:
- Temuan pertama: 03.52,50 South dan 110.30,53 East
- Temuan kedua: 03.52,73 South dan 110.30,18 East
- Temuan ketiga: 03.52,62 Soutj dan 110.29,39 East
Serpihan-serpihan ditemukan di perairan berjarak sekitar 100 mil dari Pangkalan Bun, dengan radian 225 derajat atau di barat daya.
MARIA YUNIAR
Topik terhangat:
AirAsia | Banjir | Natal dan Tahun Baru | ISIS | Susi Pudjiastuti
Berita terkait
Air Asia QZ8501 Diduga Lepas Kendali, Hantam Laut
Analisa Dugaan Jatuhnya Air Asia
Kasus Air Asia, Bandara Indonesia Tak Punya Radar Cuaca?
Bubur Bayi, Perosotan dan Koper Korban Air Asia