TEMPO.CO, Sidoarjo - Puluhan warga Desa Sawotratap, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, menggelar doa bersama di kediaman Hayati Lutfiah Hamidah, korban pertama AirAsia yang berhasil diidentifikasi dan telah dimakamkan Kamis sore, 1 Januari 2015. (Baca: Ini Pesan Terakhir Teknisi Air Asia di BlackBerry)
"Kami akan terus menggelar doa bersama hingga malam ketujuh atau bahkan doa akan kami gelar sampai semua anggota keluarga kami ketemu semuanya," kata kakak ipar Hayati, Maskur, ketika ditemui Tempo sebelum acara doa bersama.
Menurut Maskur, empat orang anggota keluarga mereka menjadi korban AirAsia, yaitu Hayati yang jenazahnya sudah dimakamkan, suami Hayati bernama Djoko Suseno, ibu mertua Hayati bernama Soemanik Saera, dan anak Hayati bernama Naura Kanita Rosada Suseno. (Baca: Ahok Promosikan Penemu Puing Air Asia, Siapa Dia?)
Adapun tujuan menggelar doa bersama itu untuk mendoakan almarhum Hayati, selain itu untuk mendoakan ketiga keluarganya yang sampai saat ini belum diketahui keberadaannya. "Kami harap mereka juga bisa cepat ketemu," kata dia.
Doa bersama yang dihadiri oleh Bupati Sidoarjo Saiful Illah itu berlangsung dengan khidmat, sedangkan puluhan warga juga terlihat berdoa khusyuk hingga akhir doa. Beberapa pujian pada Tuhan dipanjatkan pada doa bersama itu. (Baca: Janji Tony Fernandes ke Pramugari Korban Air Asia)
Maskur menambahkan, doa bersama di rumahnya itu digelar setiap malam sekitar pukul 20.45 WIB. Doa bersama ini digelar setelah acara serupa yang dilakukan tetangganya yang meninggal, sehingga harus menunggu giliran kedua. "Tidak masalah, yang penting kami terus gelar doa bersama," ucapnya. (Baca: Sinyal Ponsel Penumpang Air Asia Jadi Petunjuk?)
MOHAMMAD SYARRAFAH
Baca Berita Terpopuler
Ahok Promosikan Penemu Puing Air Asia, Siapa Dia?
Ini Pesan Terakhir Teknisi Air Asia di Blackberry
Tayangan Air Asia, KPI Sentil Tiga Stasiun TV
Jasad Pramugari Air Asia Tiba di Pelabuhan Kumai
Fakta tentang 15 Korban Air Asia QZ8501