TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Awi Setiyono mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan tim identifikasi korban bencana atau Disaster Victim Identification (DVI) kesulitan menentukan identitas jenazah korban AirAsia QZ8501 yang sudah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur. "Yang jelas data antemortem dan postmortem tidak cocok," kata Awi di Surabaya, Jumat, 2 Januari 2015.
Awi menjelaskan dalam menentukan identitas jenazah Tim DVI menggunakan dua cara, yaitu metode primer dan metode skunder. Dalam menentukan metode primer, seperti yang terjadi pada jenazah laki-laki yang tiba pertama kali sejak Rabu, 31 Desember 2014, kesulitannya adalah menentukan sidik jari dan sidik gigi. Saat diteliti, sidik jarinya sudah tidak ada dan tidak ditemukan. "Padahal data antemortem-nya (data sebelum kematian) ada," ujar Awi. (Baca: 6 Korban Air Asia Dievakuasi Lagi, Total 16 Jasad)
Sementara itu, untuk sidik giginya, tim DVI dapat menemukan data postmortem jasad pria tersebut. Namun ternyata persoalan lain ditemukan lagi, yakni data antemortem-nya yang tidak ada. Bahkan, menurut Awi, dari pihak keluarga pun belum ada penjelasan tentang data sidik gigi mayat tersebut. "Makanya tim DVI belum berani memutuskan identitas para korban yang sudah dievakuasi tersebut," kata dia. Hingga kini baru jasad Hayati Lutfiyah yang berhasil diidentifikasi.
Awi menjelaskan untuk melanjutkan tahap tes DNA, tim DVI harus menentukan terlebih dahulu nama korban, baru dicarikan data DNA yang sudah diberikan pihak keluarga. "Kami cari sampel DNA-nya pun kesulitan," ucapnya. Padahal, hingga kini tim DVI telah mengumpulkan sekitar 161 data antemortem dari keluarga korban. Selain itu sudah 107 sampel DNA yang terselesaikan, dan tersisa 55 sampel. "Hari ini kami akan melengkapi." (Baca: Janji Tony Fernandes ke Pramugari Korban Air Asia)
MOHAMMAD SYARRAFAH
Baca Berita Terpopuler
Fakta tentang 15 Korban Air Asia QZ8501
Pilot Air Asia QZ7510 Terendus Pakai Narkoba
Bodi Pesawat Air Asia Sudah Ditemukan?
Dua Spekulasi Kecelakaan Air Asia QZ8501
Pilot Pakai Narkoba, Bos Air Asia: Itu Obat Batuk