TEMPO.CO, Jakarta - Rabu sore, 31 Desember 2014, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengirimkan sebuah kapal riset Baruna Jaya IV untuk ikut mencari pesawat yang hilang dalam penerbangan Surabaya-Singapura, Ahad, 28 Desember 2014. Misinya tak mudah, mencari badan besar pesawat AirAsia QZ8510 berikut kotak hitam. (Baca: Korban Air Asia QZ8501 Ditemukan Duduk di Kursi)
"Kami baru menemukan beberapa serpihan, belum berhasil mendeteksi badan besar pesawat," kata Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT, Ridwan Djamaluddin, saat dihubungi Kamis, 1 Januari 2015. (Baca: Cari Bodi Air Asia, 3 Kapal Bekerja Non-Stop)
Meskipun baru berhasil menemukan serpihan, Indonesia bisa berharap dari peralatan canggih yang disematkan dalam kapal ini. Kapal Baruna Jaya sudah berkali-kali berhasil menemukan bangkai kapal dan pesawat dalam sepak terjangnya. Pada 1996, hasil scan Baruna Jaya dapat memperlihatkan lokasi bangkai kapal KM Gurita yang tenggelam di Sabang. (Baca: Pengalaman KSAU Menembus Awan Cumulonimbus)
Prestasi serupa terulang lagi pada 2007. "Kami menemukan Boeing 737 Adam Air yang tenggelam di Selat Makassar tahun 2007," kata Wahyu Pandoe, anggota tim ahli Baruna Jaya. Pada 2012, ilmuwan BPPT menemukan KM Bahuga Jaya di Selat Sunda.
Deputi Operasi Badan SAR Nasional Mayor Jenderal Tatang Zainuddin menjelaskan, kapal Baruna Jaya dilengkapi detektor yang mampu mendeteksi sinyal kotak hitam dan logam dengan gambaran tiga dimensi. "Kami berharap banyak, kapal itu mampu mendeteksi puing-puing pesawat yang masih berada di dasar laut," kata dia. (Baca: Korban Air Asia Dijemput Kapal Tunda SKK Migas)
Jika ada logam aneh, kata Muhammad Ilyas, alat di dalam Baruna Jaya IV langsung memberi laporan. Pria yang menjabat sebagai Kepala Seksi Program Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT ini menjelaskan cakupan deteksi alat bergantung pada besaran obyek. "Jika obyek besar, cakupan deteksi semakin jauh," kata dia. (Baca: 6 Korban Air Asia Ditemukan Pesawat Canggih Korea)
AMRI MAHBUB | SINGGIH SOARES
Topik terhangat:
AirAsia | Banjir | Natal dan Tahun Baru | ISIS | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Sultan Yogya Dinilai Lembek Menyikapi Intoleransi
Pertamax, Sekarang Rp 8.800 per Liter
Geng Motor Celurit Pemungut Sampah di Taman Mini