TEMPO.CO, Pangkalan Bun - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan pengangkatan kotak hitam atau black box tak bisa dilakukan sembarangan. Black box yang terendam air laut harus segera dimasukkan ke dalam peti berisi air agar tak rusak.
"Black box yang kena air garam bisa karatan. Biar tak bersinggungan (dengan udara luar), tetap harus direndam sampai Jakarta," kata Nurcahyo di Pangkalan Bun, Kamis, 8 Januari 2015. (Baca: Begini Jenazah Korban Air Asia Diperlakukan)
Black box, kata dia, sangat tahan banting dan tahan api. Black box tak rusak meski dibakar dalam suhu 1.000 derajat Celsius dan ditiban benda seberat 2 ton. Black box berisi dua flight data recorder seberat 13 kilogram dan cockpit voice recorder seberat 11 kilogram. Kedua benda ini berada di bagian kanan ekor pesawat.
Nurcahyo mengatakan tim penyelam akan membuka baut penutup black box di bagian kanan ekor Air Asia QZ8501. Lalu black box dikeluarkan dan dimasukkan ke kontainer berisi air tawar agar memiliki suhu yang sama. Namun, ia tak tahu kondisi black box pesawat nahas itu saat ini. "Waktu dipasang memang ada di ekor, tetapi tak tahu setelah benturan," katanya.
Dalam menangani pengangkatan black box QZ8501, tim KNKT menerjunkan tiga orang. KNKT akan dibantu tim investigasi Airbus yang mengirim 4 orang dan 17 penyelam dari tim gabungan. Mereka menggunakan enam pinger locator yang berada di kapal Jadayat, Andromeda, dan Alugara 1. (Baca: Begini Cara KNKT Periksa Blackbox Air Asia)
Rencananya, tim KNKT akan membawa dan menginvestigasi data black box di kantor pusat KNKT di Jakarta. Ia optimistis timnya bisa membaca black box sendiri, seperti tim negara lain. "Kasus Sukhoi saja kami bisa, kasus Lion juga bisa. Kami akan baca sendiri," katanya.
PUTRI ADITYOWATI
Berita Terpopuler
Sindir ISIS, 11 Pekerja Majalah Tewas Ditembak
Menteri Jonan: Kenapa Saya Harus Tunduk Singapura?
Penyerang Charlie Hebdo: Ini Pembalasan Nabi!