TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Search and Rescue Nasional Marsekal Madya Henry Bambang Soelistyo berharap kotak hitam Air Asia QZ8501 yang diduga masih berada di bagian ekor pesawat itu segera ditemukan dan diangkat ke permukaan. Menurut dia, misi pencarian kotak hitam atau black box tidak maksimal karena terkendala arus bawah laut dan tinggi gelombang. (Baca: Analisis BMKG Soal Mesin Air Asia Beku Keliru)
"Ekor pesawat tinggal kami selami untuk meyakinkan black box-nya, atau, untuk mempersingkat waktu, akan kami angkat besok," kata Soelistyo di kantornya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis, 8 Januari 2015. Caranya, kata dia, ekor pesawat bisa diangkat menggunakan floating baloon atau crane.
Floating baloon milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut tersebut saat ini berada di Lapangan Udara Iskandar, Pangkalan Bun. Sedangkan crane sudah siap di atas kapal Crest Onyx yang berada di titik ekor pesawat jenis Airbus A320-200 itu. "Saya serahkan sepenuhnya di lapangan mau menggunakan cara yang mana. Saya ingin secepatnya diangkat besok," kata Soelistyo. (Baca: Besok, Jonan Umumkan Maskapai Serupa Air Asia)
Sekitar pukul 06.54 tadi, tiga penyelam diturunkan untuk mengecek keberadaan kotak hitam di ekor pesawat itu. Namun penyelam tak bisa menembus kedalaman 30 meter--lokasi ekor-- lantaran kecapatan arus bawah laut mencapai 5 knot. Adapun jarak pandang kurang dari 1 meter.
Pesawat Air Asia QZ8501 rute Surabaya-Singapura dinyatakan hilang kontak di perairan sekitar Tanjung Pandan, Belitung, Ahad pagi, 28 Desember 2014. Air Asia QZ8501 membawa 155 penumpang dan 7 awak.
LINDA TRIANITA
Baca berita lainnya:
Menteri Jonan: Kenapa Saya Harus Tunduk pada Singapura?
10 Kartun Charlie Hebdo yang Kontroversial
Jonan: Dirjen Perhubungan Udara Bubarkan Saja
PKL Beri Amplop Lurah Susan, Apa Reaksinya?