TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Papua Lukas Enembe meminta PT Freeport Indonesia segera membangun smelter atau pabrik pengolahan dan pemurnian mineral di Papua. Papua telah menyiapkan lahan seluas 1.000-2.000 hektare di Kabupaten Mimika.
"Agar lahan ini aman dari aksi-aksi warga lokal, harus melalui pembicaraan serius dengan masyarakat adat," katanya, Rabu, 14 Januari 2015. (Baca: Freeport: Smelter Tergantung Kontrak Baru)
Menurut Lukas, keharusan pembangunan smelter di Papua adalah desakan kuat dari pemerintah pusat. "Beberapa kali pertemuan dengan presiden, saya selalu mengungkapkan, jika pemerintah pusat fokus untuk membangun Papua, harus ada smelter di Papua. Sebab, selain nantinya akan dibangun di Gresik, kami usulan juga dibangun di Papua. Usulan kami ini diterima Jokowi," ujar Lukas. (Baca: Freeport Berencana Bangun Smelter di Gresik)
Pembangunan smelter di Papua untuk mengantisipasi lonjakan pasokan mineral mentah pada 2020. Pemerintah juga meminta Freeport menggunakan produk dalam negeri sebanyak 5 persen per tahun. Pemerintah akan mengaudit penggunaan barang itu.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Papua Bangun Manurung menuturkan sedang menyiapkan regulasi aturan untuk mempercepat pembangunan smelter. "Saya berharap Freeport bisa membangunnya. Tapi, jika tidak, Freeport bisa menggandeng swasta," kata Manurung, Rabu, 14 Januari 2015. (Baca: Tak Bangun Smelter, Ekspor Freeport Bakal Ditunda)
Menurut Manurung, pembangunan smelter di Papua akan berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi di Papua. "Sebab, akan memberikan multiefek, akan ada industri turunan. Dan industri-industri ini, otomatis, akan mengurangi angka pengangguran di Bumi Cenderawasih," ujar Manurung.
CUNDING LEVI
Berita Lainnya
Budi Gunawan Dijerat: Jokowi Kelabakan, Mega Repot
Budi Gunawan Tersangka, Tiga 'Dosa' Ini Melilitnya
Gara-gara Budi Gunawan, Jokowi-KPK Dua Kali Perang
Budi Gunawan Tersangka, Bukan Sekali Jokowi 'Nabok Nyilih Tangan'