TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memproyeksikan nilai tukar rupiah pada tahun ini sekitar Rp 12.200-12.800 per dolar AS. Alasannya, perkembangan ekonomi global masih sangat perlu diwaspadai. "Kami lihat itu angka yang baik, mempertimbangkan kondisi ekonomi dunia yang rentan," katanya di Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 19 Januari 2015.
Secara umum, kata Agus, dominasi dolar terhadap mata uang dunia masih sangat besar. Karena itu, pemerintah mengantisipasi kondisi eksternal, terutama ketika perbaikan ekonomi dan potensi kenaikan bunga di Amerika Serikat. (Baca: Jokowi: Rupiah Masih akan Melemah Tahun Ini)
Baca Juga:
Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro menyatakan tetap berjaga-jaga meski ada sentimen positif bagi Indonesia pada tahun ini. Sebab, ada kemungkinan pembalikan modal dadakan ketika suku bunga Amerika naik secara signifikan. “Sebagai negara emerging market, kebijakan moneter Indonesia dipengaruhi kondisi global,” tuturnya. (Baca: EksMenteri Keuangan Prediksi Rupiah Tembus 13 Ribu)
Dalam rapat itu, Bambang juga menyatakan ingin menaikkan penerimaan pajak untuk APBNP 2015. Pemerintah akan melakukan optimalisasi penerimaan melalui kepabeanan dan cukai. "Kami harapkan penerimaan kepabeanan ini melalui penyelundupan yang diatasi.” (Baca: Organda: Tarif Angkutan Tak Cuma Ditentukan BBM)
Selain itu, Kementerian Keuangan akan memperbaiki administrasi perpajakan melalui e-tax invoice dan pencegahan transfer pricing, serta perbaikan regulasi tentang PPh, PPN, dan PPNBM. Pemerintah juga menjanjikan perbaikan mekanisme fasilitas penundaan pembayaran cukai.
ALI HIDAYAT
Berita terpopuler:
Duka Air Asia, Ada Penghambat Identifikasi Korban
Ahok Bakal Batasi Usia Mobil, Penjualan Akan Naik?
Harga BBM Turun, Pengusaha SPBU Rugi Rp 60 M