TEMPO.CO, Nova Scotia - Sebuah teks yang diperkirakan merupakan salinan tertua dari Injil (sebuah fragmen dari Injil Markus yang ditulis pada abad pertama, sebelum tahun 90) akan dipublikasikan. Saat ini, salinan tertua dari teks-teks Injil yang ada berasal dari abad kedua (tahun 101-200).
Fragmen Injil abad pertama ini ditulis pada selembar papirus yang kemudian digunakan kembali untuk membuat topeng yang dikenakan oleh mumi. Meskipun mumi para firaun Mesir mengenakan topeng yang terbuat dari emas, orang-orang biasa harus puas menggunakan topeng yang terbuat dari papirus (atau linen), cat dan lem. Mengingat mahalnya papirus itu, orang-orang sering harus menggunakan kembali lembaran yang sudah pernah ditulisi. (Baca: Mumi Kuno Ungkap Misteri Pembunuhan Abad Ke-14)
Dalam beberapa tahun terakhir para ilmuwan telah mengembangkan teknik yang memungkinkan lem topeng mumi dilepaskan tanpa merusak tinta di atas kertas itu. Teks pada lembar-lembar itu kemudian dapat dibaca.
Injil abad pertama adalah salah satu dari ratusan teks baru yang diteliti para ahli. Sebuah tim beranggotakan sekitar tiga puluh ilmuwan dan sarjana bekerja untuk mengungkap dan menganalisa, dengan menggunakan teknik pelepasan lem topeng, kata Craig Evans, seorang profesor penelitian Perjanjian Baru di Acadia Divinity College Wolfville, Nova Scotia.
"Kami memulihkan dokumen-dokumen kuno dari abad pertama, kedua dan ketiga. Tidak hanya dokumen Kristen, bukan hanya dokumen-dokumen Alkitab, namun teks-teks Yunani klasik, surat-surat bisnis, berbagai makalah biasa, surat-surat pribadi," kata Evans kepada Live Science, Ahad, 18 Januari 2015. Dokumen-dokumen itu termasuk teks filosofis dan salinan cerita oleh penyair Yunani, Homer.
Surat-surat bisnis dan pribadi, kata Evans, kadang-kadang memiliki tanggal. Ketika lem dilepas, para peneliti menentukan tanggal Injil abad pertama sebagian dengan menganalisis dokumen lain yang ditemukan pada topeng yang sama.
Salah satu kelemahan proses ini adalah bahwa topeng mumi itu hancur, dan peneliti di lapangan berdebat apakah metode khusus itu harus digunakan untuk mengungkapkan teks yang dikandungnya.
Tapi Evans menekankan, bahwa topeng yang sedang dihancurkan untuk mengungkap teks baru, tidak berkualitas tinggi untuk ditampilkan di museum. Ada juga yang bukan topeng sama sekali, tetapi hanya potongan karton.
Evans mengatakan teknik ini membuat banyak teks baru terungkap. "Dari satu topeng, tidak aneh untuk memulihkan puluhan atau lebih teks baru,” katanya pada Live Science. "Kami akan berakhir dengan ratusan papirus ketika pekerjaan selesai, jika bukan ribuan."
Simak berita tekno lainnya di sini.
ERWIN Z | LIVESCIENCE
Berita lain
Teknologi Baru, Bermain Piano dengan Mata
Line Friends Raih 2 Penghargaan di Hong Kong
Pendiri Plaxo Jadi Tersangka Pembunuhan
Empat Juta Domain Baru Muncul di Internet
2014, Bumi Capai Rekor Suhu Permukaan Terpanas