TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah Kota Bandung meluncurkan inovasi baru dalam memberikan layanan publik. Inovasi itu yakni Bandung Command Center (BCC) yang merupakan bagian dari konsep smart city.
"Bandung Command Centre merupakan penggunaan teknologi untuk mengetahui permasalahan informasi dan keputusan lebih cepat mengenai lalu lintas dan masalah emergency," kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di ruangan BCC, Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, pada Senin, 19 Januari 2015.
Emil, sapaan Ridwan Kamil, menerangkan konsep BCC merupakan sistem pelayanan publik menggunakan teknologi canggih pertama di Indonesia. "Sebetulnya Surabaya sudah lebih dulu memakai sistem ini tapi kalo untuk standar internasional saya kira baru Bandung," kata dia. (Baca: Masuk Alun-alun Bandung, Pengunjung Buka Alas Kaki.)
Emil menjelaskan BCC tersebut masih dalam tahap awal yang akan sempurna dalam tiga tahapan. Tahap pertama, fokus pada masalah lalu lintas dan emergency. Kemudian tahap kedua, mewajibkan satuan kerja pemerintah daerah menggunakan smart city, selanjutnya tahap ketiga adalah finishing.
"Harapannya mudah-mudahan di akhir tahun 2016 sistem di Bandung itu sempurna secara teknologi," ujarnya. (Baca: Kenapa Ridwan Kamil Tanam Rumput Palsu di Alun-alun?)
Adapun untuk sumber daya manusia yang akan mengoperasikan BCC ini, Emil akan menyeleksi 15 orang yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan.
"Selain itu kami pun akan berkoordinasi dengan Kepolisian Resort Kota Bandung, dan menempatkan satu orang polisi yang akan dijadikan sebagai operator," ujar Emil. (Baca: Ridwan Kamil Resmikan Alun-alun, 500 Anak Diundang.)
Tahap awal ini, BCC sudah memasang 68 kamera CCTV, namun akibat kendala listrik di lapangan baru 20 kamera saja yang terkoneksi. "Idealnya ratusan sampai ribuan kamera CCTV suatu hari nanti," katanya.
Kepala Bidang Telematika, Dinas Komunikasi, dan Informasi Kota Bandung Sri Dian Dini menyatakan dalam menyelesaikan proyek BCC tersebut menghabiskan dana sebesar 27 miliar. (Baca: Ikuti Jokowi, Ridwan Kamil Lelang Jabatan Ini.)
Di antaranya biaya software yang menghabiskan dana sebesar Rp 15 miliar, display sebesar Rp 3,9 miliar, CCTV sebesar Rp 3 miliar, dan untuk dual monitor sebesar Rp 1 miliar.
"Kenapa mahal, karena secara kemampuannya alat-alat itu akan dipakai terus-menerus selama 24 jam satu hari satu malam," ujar Dini. (Baca: Cara Ridwan Kamil Tampung Protes 'Sampah' Netizen.)
AMINUDIN
Terpopuler
Yusril: Jokowi Melanggar Undang-Undang Kepolisian
Presiden Jokowi Dimusuhi Tiga Negara
PKS: Andai Budi Gunawan Ketua KPK Jadi Tersangka
Nyawer ke Politikus PDIP, Apa Maksud Budi Gunawan?
Budi Gunawan Ditunda, DPR Bisa Jegal Jokowi