TEMPO.CO, Jakarta - Membaiknya data ekonomi Cina membuat tekanan dolar di pasar Asia sedikit melemah. Dalam transaksi pasar uang Selasa 20 Januari 2015, rupiah menguat 42 poin (0,33 persen) ke level 12.576 per dolar Amerika.
Analis dari PT Monex Investindo Futures, Putu Agus Pransuamitra, mengatakan produk domestik bruto Cina tumbuh 7,3 persen atau di atas ekspektasi pasar (7,2 persen). Sentimen ini lantas mengerek kurs rupiah dan beberapa mata uang regional lainnya. "Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Cina akan mendorong permintaan komoditas dari Indonesia," kata dia. (Baca: Investor Asing Kabur, Bursa Saham Masih Melemah.)
Baca Juga:
Menurut Putu, setelah mengalami kontraksi selama dua tahun, ekonomi Cina mulai menunjukkan tanda-tanda bangkit. Hal ini akan menguntungkan bagi Indonesia karena sebagian besar produk ekspor andalan, seperti batu bara dan gas, diekspor ke Cina. Di pasar modal, pemulihan ekonomi Cina telah mendongkrak harga saham-saham batu bara, seperti PT Adaro Energy Tbk dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
Selain sinyal pemulihan ekonomi Cina, Putu menduga pelaku pasar mulai mengantisipasi kemungkinan banjir likuiditas dari pasar Eropa dan Jepang. "Langkah bank sentral Eropa (ECB) dan Bank of Japan untuk menggelontorkan tambahan stimulus akan meningkatkan gairah investor untuk membeli aset-aset di pasar berkembang," ujarnya. (Baca: IMF: Ekonomi Lesu karena Harga Minyak Anjlok.)
Di dalam negeri, Putu menambahkan, ekspektasi turunnya laju inflasi pada Februari memperbaiki posisi rupiah. Kebijakan pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak bersubsidi dan harga elpiji berpotensi menurunkan angka inflasi. Turunnya inflasi berpeluang meningkatkan nilai investasi berimbal hasil rupiah.
Putu memperkirakan, rupiah akan bergerak di pada level 12.540-12.720 dengan kecenderungan konsolidasi. "Rupiah bisa mendapatkan momentum kenaikan apabila bank sentral Eropa resmi mengucurkan dana 500 miliar euro ke pasar obligasi,” ujarnya.
M. AZHAR
Berita Terpopuler
Mahasiswi Berutang Rp 1 Miliar Dikenal Tertutup
Tolak Tawaran Jokowi, Sutarman Pilih Bertani
Tony Abbot Kirim Surat, Apa Reaksi Jokowi?