TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan tertutup dengan menteri-menterinya. Para menteri Kabinet Kerja yang masuk istana lewat pintu Istana Negara pada sekitar pukul 11.30 WIB, malah keluar dari pintu Istana Merdeka. (Baca: Gerindra Sinyalir Jokowi Tersandera Partai)
Mobil para menteri yang semula parkir di Istana Negara tiba-tiba bergerak ke sisi timur Istana Negara. Wartawan sempat mengejar. Namun saat dekat dengan Istana Merdeka, mobil para menteri sudah meninggalkan kompleks Istana. "Menteri mengecoh para wartawan," ujar beberapa awak media di kompleks Istana, Sabtu, 24 Januari 2015. (Baca: Prabowo Tahu Jokowi Diintervensi Soal KPK, tapi..)
Sejumlah menteri yang hadir dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo itu antara lain
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno; Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly; Jaksa Agung H.M Prasetyo, dan Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti. Dalam pantauan Tempo, di antara para penegak hukum itu, tak ada perwakilan dari Komisi Pemberantasan Korupsi. (Baca: Setelah Bambang KPK, Giliran Adnan Pandu Diincar)
Sebelum rapat dengan Presiden Jokowi, Menteri Tedjo mengatakan pertemuan itu untuk mencarikan jalan terbaik terhadap ketegangan antara Kepolisian dan KPK. Sebelumnya, KPK menetapkan calon tunggal Kapolri, Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai tersangka atas kasus transaksi mencurigakan. (Baca: Polri-KPK Gegeran Jokowi Anteng, Sejarah Mencatat)
Sepuluh hari kemudian, Wakil KPK Bambang Widjojanto ditetapkan tersangka oleh polisi. Bambang diduga menyuruh saksi memberi keterangan palsu dalam sengketa pilkada Kabupaten Kotawaringin Barat di Mahkamah Konstitusi, pada 2010. "Presiden menginginkan 'save' KPK 'save' Polri," kata Tedjo. (Baca: 3 Firasat Bambang Widjojanto Sebelum Ditangkap)
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Topik terhangat:
Budi Gunawan | Bambang Widjojanto | Tabrakan Pondok Indah | AirAsia
Berita terpopuler lainnya:
Abraham Minta Panglima TNI Moeldoko Lindungi KPK
Mega Gelar Pesta di Hari Penahanan Bambang KPK
KPK Vs Polri, Din Syamsuddin: Karena Sikap Jokowi