TEMPO.CO , Makassar: Badan SAR Nasional (Basarnas) Makassar mendirikan posko di tiga daerah lingkup Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Masing-masing satu posko di Kota Parepare, Sulawesi Selatan dan dua posko di Kota Mamuju dan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Posko ini dibangun untuk memudahkan informasi dan koordinasi pencarian korban dan puing pesawat AirAsia QZ8501.
"Tiga posko ini berada di daerah yang masuk fokus area pencarian," kata Kepala Kantor Basarnas Makassar, Roki Asikin.
Dia menambahkan posko utama terletak di Kabupaten Majene. Pasalnya, temuan mayat dan serpihan pesawat paling banyak ditemukan di daerah tersebut. Lima dari enam jasad ditemukan di Majene. Satu jasad lainnya ditemukan di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Khusus posko di Mamuju akan dipakai oleh Basarnas Balikpapan yang turut membantu pencarian. Sebelumnya, rescue boat milik Basarnas Balikpapan memang merapatkan kapalnya di posko Majene. "Saat ini, dua rescue boat mulai kembali bergerak (melakukan pencarian). Semoga membuahkan hasil," ujar Roki.
Penyisiran perairan Parepare-Mamuju bertumpu pada dua kapal milik Basarnas Makassar dan Basarnas Balikpapan. Di luar itu, perlengkapan tim cari sebatas berupa sea rider dan rubber boat. Proses pencarian dilakukan Basarnas dari empat daerah, yakni Makassar, Balikpapan, Palu, dan Denpasar (Baca: Hampir Sebulan, 53 Korban Air Asia Ditemukan).
Koordinator Basarnas Makassar, Kusnadi, mengatakan pencarian AirAsia QZ8501 tak hanya dilakukan tim pencari dari Basarnas, melainkan aparat kepolisian dan instansi pemerintah setempat. Pencarian di tengah laut bertumpu pada dua kapal rescue boat. Sedangkan di pesisir pantai dilakukan oleh tim pencari dibantu nelayan (Baca: Wanita, Temuan Korban AirAsia ke-3 di Majene).
Hingga kini, Basarnas telah menemukan enam mayat, sejumlah barang, dan puing yang diduga bagian AirAsia QZ8501.
TRI YARI KURNIAWAN
Berita Terpopuler:
Langgar Tenggat Waktu, Jokowi Ancam Copot Menteri
Membandingkan Bob Sadino dengan Mario Teguh
QZ8501: Naik Cepat, Jatuh, dan Ucapan Allahu Akbar
Nelayan Adukan Cuitan Menteri Susi ke DPR