TEMPO.CO, Jakarta - Melemahnya kurs dolar Amerika terhadap mata uang utama dunia dimanfaatkan oleh rupiah untuk memperbaiki posisinya.
Di transaksi pasar uang hari ini, rupiah terapresiasi 25 poin (0,19 persen) ke level 12.831 per dolar AS. Rupiah sempat tersungkur ke kisaran 12.900 per dolar pada pembukaan perdagangan sebelum akhirnya berbalik menguat.
Analis dari PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, mengatakan rupiah mendapatkan keuntungan dari melemahnya dolar AS. Berbagai sentimen global yang muncul saat ini cenderung menyudutkan dolar sehingga tekanan terhadap rupiah mereda.
"Dua hal signifikan memicu pelemahan dolar AS adalah kepastian Yunani berada di zona euro dan ditundanya kenaikan suku bunga The Fed."
Menteri Keuangan Yunani Yanis Varoufakis mengatakan bahwa Yunani masih akan menjadi bagian integral zona euro dan akan melanjutkan kerja sama dengan bank sentral Eropa (ECB) untuk menghindari ancaman gagal bayar bulan Maret mendatang. Pernyataan ini memastikan langkah ECB membeli obligasi Yunani sebesar dua miliar euro akan berjalan dengan mulus.
Di sisi lain, dolar sedang mengalami tekanan setelah Fubernur The Fed Janet Yellen mengatakan bahwa bank sentral masih akan menahan suku bunga rendah mendekati nol persen sampai terjadi improvisasi pada data inflasi.
Pasar berspekulasi bahwa kenaikan suku bunga The Fed akan diundur paling tidak hingga kuartal ketiga 2015. "Pelaku pasar memiliki waktu yang lebih lama untuk mencari imbal hasil tinggi di negara lain," kata Lukman.
Mata uang Asia cenderung menguat hingga 16.45 WIB. Yen menguat 0,07 persen terhadap dolar, rupee menguat 0,2 persen, ringgit menguat 0,6 persen, won naik 0,16 persen, dan dolar Singapura menguat 0,16 persen.
PDAT | M. AZHAR