TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Persatuan Pembangunan Ahmad Yani mengkritik sikap dosen Universitas Indonesia Imam Prasodjo saat membela Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut Yani, pikiran Imam selalu membenci polisi.
"Yang ada di dalam otak Imam Prasodjo itu, apa saja yang dilakukan oleh pihak Kepolisian itu tetap salah," kata Yani saat berdiskusi dalam sebuah acara di kawasan Cikini, Jakarta, Pusat Rabu, 4 Maret 2015. "Imam ini anti kemapanan."
Imam yang dimaksud Yani adalah anggota tim independen atau tim sembilan bentukan Presiden Joko Widodo. Tim ini dibentuk Jokowi untuk mengurai perseteruan di tubuh KPK dan Polri. Imam juga anggota panitia seleksi pimpinan KPK di era Susilo Bambang Yudhoyono.
Reaksi Yani merujuk dari aksi sekitar 50 akademikus berbagai universitas yang menemui Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti dan pejabat utama Polri di Markas Besar Kepolisian RI, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa, 22 Februari 2015.
Para akademikus yang dipimpin sosiolog Universitas Indonesia, Imam Prasodjo, itu meminta jaminan dari Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso agar tak dijadikan tersangka karena membela Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Di dunia kampus (zaman Orde Baru), pernah mengalami petugas kamtib masuk kampus, intel di mana-mana. Mengajar pun khawatir. Kami membela KPK, tapi ada ingatan lama, jangan-jangan kami calon tersangka. Ada ketakutan publik," ujar Imam kepada Budi.
NUHAMMAD MUHYIDDIN | LINDA NOVI TRIANITA | BC